Senin, 22 September 2025 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 707
(Foto: Reza Pratama Putra)
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menegaskan pihaknya memahami sepenuhnya aspirasi dan kekhawatiran masyarakat terkait rencana pengoperasian Refuse-Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan.
"Menjadi tonggak penting dalam pengelolaan sampah,"
Karenanya, sejak awal pembangunan fasilitas ini dirancang dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan kesehatan warga agar kehadirannya benar-benar menjadi solusi, bukan menambah persoalan baru.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, pembangunan RDF Plant Rorotan bukan hanya proyek infrastruktur, tapi salah satu upaya menjawab persoalan darurat sampah di ibu kota.
“Kami sadar betul keresahan warga. Karena itu, setiap tahap kami lakukan dengan standar keamanan tinggi dan ruang komunikasi yang terbuka, sehingga manfaat fasilitas ini dapat dirasakan bersama, sementara dampak yang dikhawatirkan bisa ditekan semaksimal mungkin,” ujarnya, Senin (22/9).
Asep menyampaikan, Jakarta saat ini menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Satu-satunya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Bantar Gebang sudah mencapai ketinggian 59 meter dan mendekati kondisi over topping.
“Kalau banjir bisa surut dalam satu sampai dua jam, berbeda dengan sampah. Jika TPA over topping, maka sampah tidak hilang, justru akan terus menumpuk hari demi hari. Kondisi ini pernah terjadi di beberapa daerah, bahkan sampai menyebabkan longsor,” katanya.
Ia menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta telah menjalankan berbagai strategi untuk mencegah situasi tersebut, mulai dari pengurangan sampah di sumber melalui program bank sampah dan budidaya maggot, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PltSa) Merah Putih, pengembangan RDF di Bantar Gebang, hingga pembangunan RDF Plant di Rorotan.
“Seluruh upaya tersebut sebagai usaha memperlambat laju timbunan sampah agar tidak terjadi krisis di TPA,” ucapnya.
Asep menjelaskan, RDF Plant Rorotan sendiri sudah siap beroperasi tahun ini dengan sejumlah penyempurnaan penting. Ia menilai, RDF Plant dirancang dengan sistem berlapis untuk menjaga kualitas udara, mulai dari pengendalian debu dan gas buang hingga penetralisasi kebauan.
“Teknologi ini sudah terbukti efektif digunakan di berbagai fasilitas serupa. Dengan begitu, masyarakat di sekitar lokasi tidak perlu khawatir terhadap potensi dampak negatif yang mungkin muncul,” ungkapnya.
Ia menegaskan, komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk selalu menjaga keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dengan kenyamanan warga. Asep menambahkan, setiap kebijakan kota tidak boleh mengurangi kualitas hidup masyarakat, termasuk dalam pengoperasian RDF Rorotan. Menurutnya, justru fasilitas ini hadir untuk memperbaiki situasi sampah Jakarta, sekaligus memastikan kesehatan lingkungan tetap terjaga.
“Dengan keterlibatan masyarakat dan dukungan berbagai pihak, RDF Plant Rorotan dapat menjadi tonggak penting dalam pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan di Jakarta. Kami ingin warga tenang, tidak khawatir. RDF Plant Rorotan adalah solusi bersama yang manfaatnya akan dirasakan oleh jutaan orang,” tandasnya.