Kamis, 27 November 2025 Reporter: Dessy Suciati Editor: Erikyanri Maulana 176
(Foto: Istimewa)
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengapresiasi dukungan Pemerintah Jerman dan Uni Eropa dalam percepatan transformasi digital Jakarta. Dukungan tersebut diberikan melalui berbagai program pengembangan kapasitas, termasuk inisiatif Smart Change.
"kota menjadi lebih manusiawi, inklusif, dan efisien,"
Hal ini disampaikan Pramono saat bertemu pimpinan GIZ (German Corporation for International Cooperation) serta perwakilan BMZ (Federal Ministry for Economic Cooperation and Development) di Rotes Rathaus, Berlin, pada Senin (24/11).
Pramono menegaskan, Jakarta tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga mitra aktif yang berkontribusi dalam membangun model kota masa depan berbasis inovasi dan kolaborasi global.
“Saya ingin menegaskan bahwa kemitraan antara Jakarta dan Berlin melalui GIZ bukan hanya kerja sama administratif. Ini adalah upaya bersama mendorong batasan inovasi agar kota menjadi lebih manusiawi, inklusif, dan efisien,” ujar Pramono, dalam siaran pers Pemprov DKI, Kamis (27/11).
Pertemuan ini bertujuan memperluas jejaring internasional Jakarta dalam tata kelola digital, inovasi perkotaan, dan mobilitas berkelanjutan. Salah satu agenda utama dalam pertemuan tersebut adalah penguatan Jakarta Future City Hub, yang kini berkembang sebagai wadah kolaborasi antara pemerintah, startup, akademisi, dan masyarakat sipil.
Melalui program tersebut, Jakarta bersama GIZ telah menghasilkan 40 rekomendasi kebijakan, mendukung 89 startup, melatih 24 lembaga inkubasi, serta melibatkan lebih dari 15.800 peserta dalam program publik berbasis inovasi.
"Jakarta Future City Hub bukan proyek jangka pendek. Ini adalah fondasi kolaboratif bagi transformasi digital Jakarta ke depan. Kami berkomitmen memastikan The Hub terus hidup, tumbuh, dan menjadi ruang eksperimen kebijakan berbasis data dan inovasi,” lanjut Pramono.
Selain sektor digital, dalam pertemuan ini juga membahas rencana perluasan kerja sama di sektor mobilitas hijau. Kerja sama ini fokus pada pengembangan transportasi umum berbasis energi bersih serta digitalisasi layanan untuk meningkatkan kualitas mobilitas warga.
Jakarta menargetkan pengoperasian 10.000 bus listrik pada 2030. Gubernur Pramono pun membuka peluang kerja sama dalam penelitian, proyek percontohan, serta pemanfaatan big data dan kecerdasan buatan untuk pengelolaan armada dan perencanaan rute.
"Kami melihat potensi kolaborasi dalam digitalisasi Transjakarta, penerapan Mobility as a Service, dan integrasi data lintas moda. Ini bukan hanya membuat transportasi lebih efisien tetapi juga lebih nyaman, lebih mudah diakses, dan lebih ramah lingkungan bagi warga,” jelasnya.
Pramono menyampaikan, kolaborasi ini akan menjadi contoh kemitraan strategis antar kota dunia dalam menghadapi tantangan urbanisasi global. Ia juga mengundang GIZ untuk memperdalam kolaborasi teknis dalam fase lanjutan transformasi kota.
"Saya yakin bahwa perjalanan kita masih panjang. Jika kita melanjutkan kemitraan ini dengan visi dan keberanian, kita tidak hanya memecahkan tantangan Jakarta, tetapi turut menginspirasi kota-kota lain di Asia dan dunia," tandas Pramono.