Jumat, 03 Oktober 2025 Reporter: Dessy Suciati Editor: Erikyanri Maulana 566
(Foto: Reza Pratama Putra)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mengalihfungsikan gedung Gifted School di Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, menjadi Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"T
empat ini dipersiapkan menjadi dua fungsi,"
Informasi dari masyarakat menyebutkan, fasilitas yang dibangun sejak 2019 itu belum termanfaatkan secara optimal.
"Kenapa saya ke sini? Saya ingin agar semua fasilitas yang sudah dibangun oleh Pemerintah DKI Jakarta itu betul-betul bisa termanfaatkan secara baik," ujar Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, saat meninjau gedung sekolah Gifted School Cawang di Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (3/10).
Melalui alih fungsi bangunan sekolah ini, Pemprov DKI ingin memaksimalkan pemanfaatan aset yang sudah dibangun. Keputusan untuk mengalihfungsikan gedung sekolah ini dilakukan setelah Pemprov DKI melakukan diskusi dengan masyarakat.
Sebagai Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), gedung ini nantinya akan digunakan untuk memfasilitasi anak-anak putus sekolah dan memberikan mereka ruang untuk belajar kembali. Sedangkan pengalihfungsian sebagai gedung SMP merupakan permintaan dari masyarakat setempat.
"Maka saya minta kepada Ibu Kepala Dinas Pendidikan dan Pak Wali Kota untuk menyiapkan tempat ini dipersiapkan menjadi dua fungsi tadi, satu untuk SKB, yang kedua untuk SMP," katanya.
Nantinya gedung SMP tersebut akan menjadi yang pertama di kelurahan tersebut dan diyakini akan diminati warga sekitar. Karena itu, Pramono meminta Kepala Dinas Pendidikan agar menyiapkan anggaran untuk renovasi gedung.
Gedung tersebut memiliki kapasitas 15 kelas, yang diperkirakan mampu menampung hingga 36 siswa per kelas. Pramono meyakini kapasitas gedung akan mencukupi untuk alih fungsi sebagai SKB dan SMP.
"Sebab kalau tidak difungsikan, sayang sekali sudah dibangun seperti ini. Jadi ini yang kemudian akan segera kami lanjutkan," tandas Pramono.
Awalnya, gedung ini memang direncanakan sebagai Gifted School untuk menampung anak-anak pintar dari keluarga kurang mampu, yang dilengkapi dengan fasilitas seperti asrama dan kolam renang. Namun, dalam perjalanannya, rencana tersebut tidak dapat dijalankan, sehingga sempat digunakan sementara untuk SMK sebelum akhirnya kosong.