Jumat, 19 September 2025 Reporter: Tiyo Surya Sakti Editor: Toni Riyanto 1444
(Foto: Ilustrasi)
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan bergerak cepat dalam menangani kasus campak dan rubella yang tersebar di beberapa wilayah. Hal ini bertujuan mencegah terjadinya penambahan penyebaran penyakit tersebut.
"Penanganan yang baik"
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Yudi Dimyati mengatakan, hingga saat ini tercatat ada sembilan kasus positif campak.
"Untuk campaknya sembilan warga, kalau yang positif rubella sebanyak 12 pasien berdasarkan data per 10 kecamatan di Jakarta Selatan. Jika dibandingkan 2024, penemuan suspek kasus campak tahun 2025 lebih tinggi," ujarnya, Jumat (19/9).
Yudi menjelaskan, adapun penyebaran kasus campak di Jakarta Selatan terdiri dari masing-masing satu kasus di Kecamatan Kebayoran Baru, Pasar Minggu, dan Setiabudi. Kemudian, di Kecamatan Kebayoran Lama, Pesanggrahan, dan Tebet masing-masing dua kasus.
"Kalau rubella yang paling tinggi ada di Kecamatan Mampang Prapatan dengan tiga kasus, namun di situ tidak ada temuan campak," ucapnya.
Yudi menuturkan, dengan kejadian tersebut, pihaknya langsung bergerak melakukan survei cepat komunitas (SCK), pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI), sekaligus memberikan edukasi penangan kepada masyarakat.
Menurutnya, dalam upaya penanganan, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan juga terus memberikan pengobatan hingga mereka sembuh, salah satunya vaksinasi campak sebagai dosis booster.
"Faktor yang membuat rata-rata warga terserang campak dan rubella di antaranya karena perubahan cuaca dan belum divaksin," bebernya.
Ia menambahkan, untuk menekan penyebaran kasus tersebut, pihaknya juga rutin melakukan imunisasi dalam rangka mencegah penyebaran campak melalui fasilitas kesehatan.
"Melalui penanganan yang baik
. Harapan kami, kasus dari virus yang mudah menular ini bisa terus menurun trennya atau tidak ada penyebaran yang signifikan di suatu wilayah," tandasnya.