Dinas Lingkungan Hidup Telusuri Penyebab Munculnya Busa di Hilir KBT

Jumat, 20 Juni 2025 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 184

Dinas Lingkungan Hidup Tindaklanjuti Busa di Hilir BKT

(Foto: Istimewa)

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mengambil langkah cepat menindaklanjuti munculnya busa di hilir Kanal Banjir Timur (KBT)

"untuk mengurangi tekanan air,"

Humas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Yogi Ikhwan mengatakan, berdasarkan hasil koordinasi dengan petugas penjaga pintu air dari Dinas Sumber Daya Air di lokasi Weir 3 BKT, diketahui bahwa tinggi muka air pada saat kejadian mencapai 4,1 meter, atau berada pada status siaga.

“Dalam kondisi tersebut, sesuai SOP pengendalian banjir, seluruh pintu air di Weir 3 dibuka penuh untuk mengurangi tekanan air,” ujar Yogi, Jumat (20/6).

Yogi menjelaskan, sebagai dampak dari pembukaan pintu air ini memicu turbulensi air yang cukup kuat, sehingga menimbulkan busa di sekitar area pembukaan sungai.

Ia menyampaikan, busa ini kemudian terbawa arus ke arah hilir menuju laut hingga sejauh kurang lebih satu kilometer, sebelum akhirnya berangsur menghilang.

“Busa tersebut diduga berasal dari limbah domestik warga, seperti deterjen yang terbawa aliran air hujan dari hulu BKT, dan mengalami turbulensi akibat terjadi perbedaan tinggi muka air sebelum dan sesudah pintu air,” jelasnya.

Yogi mengatakan, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sudah mengambil langkah tanggap darurat dengan mengambil sampel air di lokasi kejadian untuk dilakukan analisis di Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah (LLHD).

Hasilnya akan digunakan sebagai dasar evaluasi lebih lanjut dan menentukan langkah penanganan ke depan, terutama terkait potensi limbah domestik yang masuk ke badan air.

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta terus memantau kondisi sungai secara berkala dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar kejadian serupa tidak terulang.

Dia mengungkapkan, disinyalir busa sering kali timbul dari buangan limbah masyarakat yang banyak mengandung detergen keras.

Untuk diketahui, detergen keras adalah detergen yang buihnya banyak karena kandungan MBAS atau Metilen Blue Active Surfactan, di mana kurang ramah bagi lingkungan.

“Padahal banyaknya busa bukan merupakan indikator efektifitas detergen membersihan. Sebaiknya masyarakat menggunakan soft detergen yang lebih ramah lingkungan," jelas Yogi.

Yogi menambahkan, langkah berikutnya akan dilakukan sosialisasi dan penegakan hukum oleh Bidang Penaatan dan Penegakan Hukum serta Sudin Lingkungan Hidup terhadap pelaku usaha cucian mobil atau motor dan laundry di sepanjang KBT yang mengalirkan limbah ke badan air tanpa pengolahan.

"Secara bertahap, Pemprov DKI Jakarta juga akan membangun Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik (SPALD), yang bertujuan agar dapat menghasilkan olahan berupa air yang memenuhi baku mutu air limbah yang dapat dibuang ke badan air dengan aman," tandasnya.

BERITA TERKAIT
Uus Minta Pembakar Sampah Ditindak Sesuai Aturan

Walkot Jakbar Tegas Minta Warga Tak Bakar Sampah Sembarangan

Rabu, 28 Mei 2025 559

Pemprov DKI Kaji Perluasan Kawasan Zona Rendah Emisi Terpadu

Pemprov DKI Kaji Perluasan Kawasan Zona Rendah Emisi Terpadu

Jumat, 25 April 2025 504

Pemprov DKI Gandeng Komunitas Wujudkan Kawasan Rendah Emisi

Pemprov DKI Gandeng Komunitas Wujudkan Kawasan Rendah Emisi

Kamis, 19 Juni 2025 389

BERITA POPULER
Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusunawa Marunda

Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusun Marunda

Jumat, 21 Juni 2024 469304

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Kamis, 19 Oktober 2017 308784

 Libur Natal, 36.871 Pengunjung Padati TMII

TMII Dipadati Pengunjung

Jumat, 25 Desember 2015 284577

Siswa di Jakut Tebarkan Optimistis Sintas COVID 19 Melalui Puisi

Siswa di Jakut Tebar Optimistis di Tengah COVID- 19 Melalui Puisi

Rabu, 15 April 2020 261242

Basuki akan Bongkar Reklamasi PT KCN

Basuki akan Bongkar Reklamasi PT KCN

Jumat, 15 April 2016 196809

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks

Hitung Mundur 22 Juni 2027

842
Hari
09
Jam
40
Menit
29
Detik