Minggu, 05 Oktober 2025 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 659
(Foto: Istimewa)
Malam Final Pemilihan Duta Pemuda dan Olahraga (Duta Pora) Jakarta Tahun 2025 berlangsung meriah di La Piazza Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (3/10) malam.
"memberikan dampak yang positif,"
Acara ini menampilkan 32 finalis terbaik yang berasal dari berbagai latar belakang pemuda inspiratif ibu kota. Setelah melalui proses panjang, Ashjabbar Uliandi Putra dan Niwa Parahita Wardana, akhirnya terpilih sebagai Duta Pora DKI Jakarta 2025.
Keduanya dianggap mampu menunjukkan kualitas kepemimpinan, komunikasi, serta kontribusi nyata bagi pengembangan pemuda dan olahraga di Jakarta.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta, Andri Yansyah mengatakan, Duta Pora adalah program Dispora DKI Jakarta yang bertujuan mencari pemuda pemudi inspiratif.
Ia menyampaikan, Duta Pora diharapkan mampu menjadi representasi dalam mempromosikan kegiatan kepemudaan, keolahragaan, gaya hidup sehat, serta berperan aktif di kalangan generasi muda.
“Duta Pora juga menjadi jembatan komunikasi antara pemerintah dan pemuda,” ujarnya, Minggu (5/10).
Andri menilai, tidaklah mudah untuk terpilih menjadi seorang Duta Pora. Mereka harus mempunyai prestasi, pengetahuan yang luas, komunikasi yang baik, serta berjiwa kepemimpinan.
“Ini menjadi kesempatan bagi para finalis untuk dapat mengembangkan diri, dengan mengembangkan kepemimpinan, sportifitas, dan kontribusi nyata di bidang kepemudaan dan keolahragaan,” katanya.
Ia menjelaskan, para finalis juga memiliki kesempatan untuk membangun jejaring yang solid dengan sesama pemuda. Andri menekankan pentingnya peran Duta Pora sebagai agen perubahan yang dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih sehat, berdaya, dan berkarakter.
“Terpilihnya 32 pemuda dan pemudi terbaik sebagai finalis Duta Pora diharapkan mampu menjadi representasi positif generasi muda Jakarta,” ucapnya.
Andri mengatakan, keberadaan Duta Pora mampu mendorong promosi gaya hidup sehat, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya olahraga, serta memperkuat semangat kepemimpinan dan kolaborasi di kalangan pemuda Jakarta.
“Saya memandang perlu keberlangsungan pemilihan Duta Pora diselenggarakan setiap tahunnya, karena memberikan dampak yang positif bagi organisasi maupun pemerintah DKI Jakarta,” urainya.
Menurut Andri, Duta Pora juga menjadi salah satu jawaban atas pertanyaan banyak pihak terkait minimnya wadah komunitas dan kreativitas pemuda Jakarta. Hal ini tercermin dari latar belakang para finalis yang beragam, mulai dari atlet berprestasi, wirausaha muda, influencer media online, model, runner, desainer grafis, hingga pemuda yang aktif dalam organisasi.
“Besar harapan saya semoga talenta–talenta yang dimiliki oleh para finalis dapat memberikan warna tersendiri bagi Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta, untuk lebih maju dan lebih baik,” tandasnya.
Sebagai informasi, terpilihnya 32 pemuda dan pemudi dalam ajang ini didasarkan pada seleksi yang dilaksanakan secara transparan melalui beberapa tahap, yakni administrasi, wawancara, tes potensi diri, psikotes, pembekalan, hingga malam final.
Proses penjurian melibatkan berbagai unsur, mulai dari Kemenpora, psikolog, Ikatan Duta Pora Jakarta, Lembaga Kesenian Betawi, hingga praktisi independen. Seluruh rangkaian ini bertujuan menemukan pemuda-pemudi terbaik yang siap menjadi representasi positif generasi muda Jakarta.