Rabu, 06 Agustus 2025 Reporter: Tiyo Surya Sakti Editor: Toni Riyanto 172
(Foto: Tiyo Surya Sakti)
Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Jakarta Selatan mengusung tema "When Biodiversity Meets Cultural Heritage" yang menjadi perpaduan Global City dan Culture Indonesia di pameran Flora dan Fauna (Flona) Tahun 2025.
"Menggambarkan kondisi asli alam Indonesia"
Kepala Suku Dinas Tamhut Jakarta Selatan, Djauhar Ariffien mengatakan, dalam kegiatan yang berlangsung di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat tersebut berfokus pada penggabungan unsur budaya yang ada di negara Asia dan Indonesia.
"Sesuai tema Flona tahun ini terkait Jakarta menuju kota global berbudaya, konsep penggabungan budaya ini dirasa sangat pas kita sajikan dalam acara Flona 2025," ujarnya, Rabu (6/8).
Djauhar menjelaskan, konsep ini juga menggambarkan Indonesia yang merupakan negara tropis akan keragaman alam dan budaya. Sehingga di stan Aku Dinas Tamhut Jakarta Selatan terdapat tanaman tropis dengan berbagai ukuran, bentuk, dan warna.
"Tanaman-tanaman ini disusun atas beberapa strata dan pola untuk menggambarkan susunan tanaman yang natural yang menggambarkan kondisi asli alam Indonesia
," terangnya.Kemudian, imbuh Djauhar, konsep ini juga memiliki keterikatan yang sangat erat dalam kehidupan sehari-hari karena tidak jarang elemen alam dijadikan sebagai representasi atas suatu kebudayaan di setiap daerah di Indonesia.
"Stan kami juga menggambarkan setiap daerah memiliki simbol kebudayaan yang berbeda-beda untuk merepresentasikan keunikan biodiversitas dan kebudayaan mereka masing-masih yang harmonis," ungkapnya.
Ia menambahkan, bangunan pada stan ini juga dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah untuk menggambarkan bentuk adaptif masyarakat Indonesia terhadap iklim tropis.
"Banyak wilayah di Indonesia mengusung konsep tersebut sebagai bentuk perlindungan dari satwa liar dan bencana alam yang kerap terjadi. Selain Itu, level bangunan yang ditinggikan juga memiliki nilai filosofis yang menggambarkan kehormatan dan keagungan," bebernya.
Menurutnya, stan juga dilengkapi patung gajah sebagai simbol hewan yang memiliki kebijaksanaan dan kehormatan Selain tiu, simbol gajah juga sering digunakan dalam upacara adat sebagai lambang kekuatan alam dan kehormatan leluhur.
"Ukiran pada bangunan stan ini pun tidak hanya berfungsi sebagai dekorasi, namun juga memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat. Ukiran ini dapat menciptakan keharmonisan antara rumah dan penghuninya, serta sebagai pelindung dari roh jahat," ucapnya.
Ia berharap, nantinya para pengunjung yang hadir hingga tanggal 8 September 2025 ini akan mendapatkan informasi yang bermanfaat bagi pengetahuannya, bukan hanya terkait tema, namun juga keseluruhan aspek Kota Jakarta Selatan.
"Melalui konsep Global City, kami juga hadirkan informasi serba digital di stan kami. Pengunjung bisa mengakses informasi melalui scan barcode ataupun library yang ada di dalamnya," tandasnya