Jumat, 15 Oktober 2021
Reporter: Nurito
Editor: Budhy Tristanto
962
(Foto: Nurito)
Sudin Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Timur, meluncurkan pembuatan eko enzim di padepokan Restu Bumi, Komplek Perumahan Kebersihan Ciracas, Jumat (15/10). Kegiatan yang diikuti 10 Satpel LH kecamatan ini hasil kolaborasi dengan Pelda Ketut Budianto, anggota Babinsa Kelurahan Dukuh, Kramat Jati.
Dalam rangka mengurangi volume sampah
Kasudin LH Jakarta Timur, Wahyudi Rudianto mengatakan, pembuatan eko enzim dilakukan dalam rangka mengurangi volume sampah. Selain juga menciptakan cairan multi fungsi hasil fermentasi yang berguna untuk membersihkan peralatan rumah tangga hingga mencuci pakaian.
Nantinya, jelas Wahyudi, pihaknya akan koordinasi dengan lurah dan camat agar mereka membuat eko enzim di kantor masing-masing.
"Manfaat cairan eko enzim ini bisa untuk menggantikan bahan kimia di rumah. Cairan eko enzim juga multi fungsi, bisa untuk mengepel, mencuci pakaian dan perabot rumah tangga, pengganti prostek dan sebagainya," kata Wahyudi.
Menurutnya, uji coba pembuatan eko enzim ini dilakukan secara masif dan diharapkan dalam tiga bulan bisa panen raya eko enzim se Jakarta Timur.
Pelda Ketut Budianto mamaparkan, cara pembuatan eko enzim ini menggunakan 10 liter air dicampur dengan gula merah satu kilogram atau molase. Kemudian air dimasukkan ke dalam wadah berbahan plastik, menyusul masukkan gula merah dan tiga kilogram sampah sayur dan buah. Bisa juga menggunakan kulit buah-buahan.
Namun, tidak diperbolehkan menggunakan kulit buah kering dan keras. Seperti duren, salak, nangka. Bahkan buah manggis juga dilarang karena akan menimbulkan bau tak sedap jika terjadi pembusukan.
"Wadah pembuatan eko enzim harus berbahan plastik karena sifat cairan yang dihasilkan asam. Jika menggunakan bahan kaleng atau besi menimbulkan karat, atau jika kaca bisa pecah," kata Pelda Ketut.
Menurutnya, wadah harus kondisi tertutup rapat. Karena jika terbuka udara yang masuk bisa membawa bakteri. Kemudian dengan kondisi tertutup maka dibutuhkan waktu tiga bulan untuk fermentasi.
Pada bulan pertama cairan menghasilkan alkohol, bulan kedua asam dan bulan ketiga enzim. Karena mengandung gas maka wadah harus ditutup rapat dan tak boleh terbuka sedikitpun. Karena biasanya ada tekanan yang tinggi dari gas, tutup wadah bisa terbuka sendiri.
"Tutup wadah harus ditindih dengan benda berat untuk menahan agar tidak terbuka," tandasnya.
BERITA TERKAIT
12 Poktan RW 07 Tanjung Duren Utara Dilatih Bikin Teh Brotowali
Rabu, 29 September 2021
1675
30 Bank Sampah Berprestasi di Jaktim Dapat Timbangan Digital
Jumat, 24 September 2021
1800
PPSU Cipete Utara Ubah Sampah Organik Jadi Pupuk Kompos