Air Tanah 3 Kecamatan di Jakbar Tercemar Limbah

Selasa, 22 April 2014 Reporter: Hendi Kusuma Editor: Widodo Bogiarto 15820

ilustrasi limbah

(Foto: doc)

Limbah industri dan budaya buruk warga yang membuang sampah ke sungai-sungai makin memperparah kualitas air tanah di Jakarta Barat. Bahkan, saat ini tercatat ada tiga kecamatan yang kualitas air tanahnya terus memburuk dan tidak layak konsumsi. Ketiga kecamatan itu adalah, Kalideres, Cengkareng, dan Tambora.


Tercemarnya air tanah akibat minimnya rasa tanggungjawab warga dan pemilik industri yang membuang limbahnya sembarangan

"Tercemarnya air tanah akibat minimnya rasa tanggungjawab warga dan pemilik industri yang membuang limbahnya sembarangan," kata Zaki Reza, Kepala Seksi Pengawasan Kantor Pengelola Lingkungan Hidup (KPLH) Jakarta Barat, Selasa (22/4).

Akibat merosotnya kualitas air tanah, warga pun tidak dapat memanfaatkan air tanah untuk kebutuhan rumah tangganya. Warga khawatir, penggunaan air tanah yang sudah tercemar akan menyebabkan gangguan kesehatan. Untuk itulah, warga kemudian terpaksa menambah anggaran belanjanya dengan membeli air bersih yang dijual para pedagang air keliling.

Zaki menjelaskan, air tanah di tiga kecamatan itu mayoritas tercemar limbah berbahaya B3 atau limbah rumah tangga. Menurutnya, ada tiga faktor penyebab tercemarnya air tanah, yakni limbah pabrik yang dibuang di sungai atau dibiarkan menyerap ke tanah, industri rumah tangga yang belum memiliki pengolahan limbah sehingga membuang limbahnya ke sungai, dan perilaku buruk warga yang enggang membuat sepitank. 

Zaki menambahkan, Pemprov DKI sudah melakukan upaya pencegahan agar pencemaran air tanah tidak makin parah, yakni dengan menerbitkan Peraturan Gubernur No 69 tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kesehatan dan Usaha.

"Dalam pergub tersebut sudah diatur tentang ukuran batas atau kadar limbah yang bisa ditoleransi," ujarnya.  

Dalam pergub tersebut, ada 17 industri penghasil limbah yang telah diatur agar tidak memcemari lingkungan. Ke-17 jenis industri itu adalah, industri lapisan logam, penyamakan kulit, tekstil, farmasi, pengolahan ikan, makanan, susu dan makanan susu, minuman ringan, sirup, minyak nabati, sabun,margarin, deterjen, mobil, elektronik, baterai, baterai timbal-asam (aki), percetakan dan kosmetik.

Dia menghimbau agar industri menyediakan tempat pengelolahan limbah, seperti di daerah Setia Budi Jakarta Selatan.

"Jika tidak dihiraukan kita akan panggil dan dikenakan denda. Besaran denda tergantung  keputusan dari Pemprov DKI, kita hanya mencoba mediasi," tuturnya.

BERITA TERKAIT
jokowi_kemeja_putih.jpg

Jokowi: Hidup Sehat Belum Jadi Budaya Warga

Senin, 07 April 2014 6115

IPALT_limbah_ilus.jpg

Rp 60 Triliun untuk Bangun IPALT di Jakarta

Selasa, 25 Maret 2014 4886

palyja_istimewa.jpg

DPRD: Jangan Hambat Pembelian Saham Palyja

Selasa, 04 Maret 2014 3258

bantuan_air_bersih_kampung_sepatan.jpg

Warga Kampung Sepatan dapat Bantuan Air Bersih

Selasa, 25 Maret 2014 3902

bundaran hotel indonesia

Jakarta Raih Peringkat Pertama Kota Paling Global

Selasa, 15 April 2014 11700

BERITA POPULER
Website Produk RW Dinas Dukcapil Hadirkan Data Kependudukan

Website ‘Produk RW’ Hadirkan Data Kependudukan Hingga Tingkat RT

Jumat, 12 September 2025 2411

Awan tebal menggelayut di langit Jakarta

BPBD Ingatkan Cuaca Ekstrem Beberapa Hari ke Depan

Kamis, 11 September 2025 2709

Rano Karno memberikan kata sambutan pada pembukaan Canisius Expo 2025

Rano Karno: Budaya Bisa Jadi Kekuatan Persatuan Jakarta

Sabtu, 13 September 2025 2026

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menyampaikan komitmen Pemerintah

Pramono Minta Pekerjaan Galian Terkoordinasi

Kamis, 11 September 2025 2588

Acara Launching MPP Digital dan Diseminasi Penyampaian LKPM

UP PM-PTSP Duren Sawit Luncurkan MPP Digital

Kamis, 11 September 2025 2538

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks