Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) bersama Balai Besar POM di Jakarta melakukan pengawasan terpadu produk makanan dan minuman dalam rangka menyambut Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Selasa (16/12).

Pengawasan menyasar barang pokok dan barang penting, parsel atau bingkisan, serta alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTTP).

Hari ini, lokasi pengawasan dilakukan di Hero Gondangdia yang beralamat di Jalan RP Soeroso, Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.

Kepala Dinas PPKUKM Provinsi DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo mengatakan, pengawasan difokuskan pada perizinan edar produk, baik makanan dan minuman produksi dalam negeri maupun impor.

Selain itu, turut diperiksa pangan industri rumah tangga, kondisi kemasan, tanggal kedaluwarsa, hingga produk parsel atau bingkisan yang banyak beredar menjelang hari raya.

Terkait hasil pengawasan, Ratu mengungkapkan masih ditemukan sejumlah pelanggaran. Di antaranya adalah produk daging beku yang tidak mencantumkan tanggal kedaluwarsa, serta produk kacang dan minuman teh dengan keterangan kedaluwarsa yang tidak tercetak jelas.

“Kami sudah langsung berkomunikasi dengan store manager untuk menarik produk-produk yang tidak mencantumkan tanggal kedaluwarsa atau informasinya tidak jelas,” ujar Ratu.

Dinas PPKUKM DKI Jakarta juga menemukan produk yang masa kedaluwarsanya hampir habis, sehingga tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2011 Tentang Barang Dalam Keadaan Terbungkus.

“Untuk barang-barang yang tidak sesuai ketentuan, kami minta pelaku usaha untuk meretur produk tersebut kepada pemasok,” ucapnya.

Menanggapi tingkat kesadaran pelaku usaha ritel, Ratu menyampaikan bahwa sosialisasi telah dilakukan secara berkala. Namun, Ia menekankan perlunya ketelitian lebih dari pengelola toko, khususnya terhadap produk konsinyasi dari pihak luar.

Ia menegaskan, pengawasan terpadu ini bertujuan memastikan produk yang beredar di masyarakat aman, sesuai ketentuan, serta melindungi konsumen menjelang meningkatnya kebutuhan saat Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Store manager harus lebih jeli melihat tanggal kedaluwarsa dan cara penulisan label. Tadi kami temukan penulisan tanggal yang belum sesuai ejaan dan ketentuan. Ke depan, kami akan berkomunikasi dengan APRINDO dan HIPPINDO untuk menyampaikan hal ini,” katanya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar POM di Jakarta, Sofiyani Chandrawati Anwar menyampaikan, hasil uji laboratorium terhadap sampel produk pangan tidak ditemukan kandungan bahan berbahaya.

“Dari hasil uji laboratorium, seluruh sampel yang diuji memenuhi syarat keamanan pangan,” ungkap Sofi.

Meski demikian, BBPOM di Jakarta menemukan dua item produk tanpa izin edar serta dua item produk yang tidak mencantumkan logo mengandung babi. Produk-produk tersebut telah diturunkan dari display dan diminta untuk diretur kepada pemasok.

“Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimbau pelaku usaha untuk mematuhi seluruh ketentuan peredaran barang, serta mengajak masyarakat agar lebih cermat dalam memilih produk, terutama menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru,” tandasnya.