Senin, 17 November 2025 Reporter: Folmer Editor: Budhy Tristanto 228
(Foto: doc)
Untuk menekan kasus Demam Berdarah Deque (DBD), Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat gencar melakukan penguatan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Menguras, Menutup, Mendaur ulang dan tindakan Plus (3M Plus) di pemukiman, perkantoran dan sekolah.
"Ini menjadi perhatian utama kami untuk melakukan upaya pencegahan,"
Menurut Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Jakarta Pusat M. Reza Pahlevi mengatakan, kasus DBD di wilyahnya tidak hanya ditemukan di lingkungan perumahan, tapi juga berpotensi menyebar di areal perkantoran dan sekolah.
"Ini menjadi perhatian utama kami untuk melakukan upaya pencegahan," ujar Reza Pahlevi, Senin (17/11).
Gerakan pemberantasan sarang nyamuk, jelas Reza Pahlevi, tidak sekadar mengerahkan tenaga kesehatan pemerintah dan kader jumantik, tapi dibutuhkan peran aktif masyarakat dan organisasi perangkat kerja daerah (OPD).
Untuk itu, dia mengusulkan agar dibentuk kader jumantik mandiri di lingkungan perkantoran dan sekolah.
"Saya meminta Sudin Kesehatan Jakarta Pusat melakukan pelatihan kader jumantik mandiri di perkantoran dan sekolah sehingga PSN berjalan rutin setiap pekan," tuturnya.
Ia berharap seluruh OPD, camat dan lurah se Jakarta dapat bekerja sama dengan Puskesmas dan Sudin Kesehatan Jakarta Pusat untuk menekan angka kasus DBD.
"Mari kita tunjukkan komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan kerja dan sekolah yang sehat, aman, produktif serta bebas dari ancaman DBD," tukasnya.
Berdasarkan catatan Sudin Kesehatan Jakpus, selama periode Januari hingga 10 November 2025 ada 924 warga terjangkit DBD dan dua di antaranya meninggal dunia.
Dari jumlah tersebut, kasus DBD tertinggi terjadi di wilayah Kecamatan Cempaka Putih sebanyak 223 kasus, lalu Johar Baru 182 kasus, Kemayoran 128, Sawah Besar 124, Senen 105, Tanah Abang 77, Menteng 49 dan Kecamatan Gambir 36 kasus.