Kamis, 13 November 2025 Reporter: Anita Karyati Editor: Toni Riyanto 216
(Foto: Anita Karyati)
Bupati Kepulauan Seribu, Muhammad Fadjar Churniawan memimpin Apel dan Simulasi Kesiapsiagaan Bencana di Plaza Kabupaten Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Apel diikuti 250 personel gabungan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bersama unsur TNI/Polri.
"Memastikan kesiapan"
Fadjar mengatakan, kegiatan ini digelar terkait kesiapsiagaan aparatur menghadapi musim penghujan pada akhir tahun 2025 hingga awal 2026 mendatang. Sebab, Kepulauan Seribu juga memiliki karakteristik risiko atau rentan bencana.
"Kita tidak hanya dihadapkan pada potensi curah hujan yang tinggi, tetapi juga kenaikan muka air dan angin kencang seperti puting beliung yang kerap terjadi di sekitar perairan Kepulauan Seribu," ujarnya, Kamis (13/11).
Fadjar menjelaskan untuk menghadapi bencana di Kepulauan Seribu, pihaknya terus melakukan berbagai langkah antisipasi, seperti menyiapkan personel dan peralatan di seluruh Pulau berpenduduk, jalur evakuasi, serta titik pengungsian sementara bagi warga yang berdampak pasang air laut (rob) maupun angin kencang.
"Hal yang terpenting yaitu memastikan kesiapan sarana transportasi laut dan komunikasi darat agar proses evakuasi dan distribusi bantuan dapat berjalan dengan lancar," terangnya.
Ia menambahkan, petugas PPSU dan UKT 2 rutin melakukan penopingan pohon untuk mencegah tumbangnya pohon atau dahan yang dapat menyebabkan kecelakaan maupun kerusakan fasilitas. Tidak hanya itu, masyarakat juga telah diberikan sosialisasi dan edukasi mengenai tanda-tanda cuaca ekstrem dan langkah-langkah mitigasi.
"Kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh elemen. Melalui semangat gotong royong yang kuat tentu akan menjadi modal besar dalam menghadapi setiap potensi bencana," bebernya.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Kepulauan Seribu, Purnomo menambahkan, bencana bisa terjadi kapan saja, seperti beberapa hari lalu terjadi rob di wilayah pesisir. Untuk itu, petugas harus gerak cepat, seperti memanfaatkan pompa portable untuk mengalirkan air laut yang menggenang ke area permukaan darat.
"Ketika air laut pasang tinggi dan melimpas ke permukaan tanggul, pompa portable bisa digunakan untuk mempercepat aliran air kembali ke laut. Mungkin saat pasang terasa percuma karena air masih tinggi, tapi setelah surut, manfaatnya besar karena mengurangi air yang masuk ke pemukiman," ungkapnya.
Menurutnya, penanganan bencana tidak bisa hanya mengandalkan instansi pemerintah, melainkan perlu dilakukan secara gotong royong bersama masyarakat.
Ia berharap, dengan kegiatan kesiapsiagaan bencana ini, masyarakat dapat lebih siap menghadapi potensi bencana dan menjaga lingkungan permukiman tetap aman dan nyaman.
"Kita tinggal di pulau, jadi kenyamanan di pulau ini adalah kenyamanan keluarga besar kita sendiri. Apapun yang bisa dilakukan, lakukan bersama. Setelah itu kita rawat bersama pula," tandasnya.