Senin, 10 November 2025 Reporter: Dessy Suciati Editor: Andry 412
(Foto: Reza Pratama Putra)
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menghadiri sekaligus menyerahkan penghargaan pada acara Jakarta Investment Award Tahun 2025 di Hotel The Westin, Jakarta Selatan, Senin (10/11).
"Bagaimana iklim investasi di Jakarta itu betul-betul sudah ramah pada pengusaha,"
Dalam sambutannya, Pramono menyampaikan, penghargaan investasi ini merupakan bentuk apresiasi, sekaligus untuk membangun kepercayaan publik dan menciptakan iklim investasi yang ramah serta transparan di Jakarta.
"Bagi saya pribadi, award ini sebagai apresiasi. Tetapi, yang paling utama dan paling terutama adalah bagaimana iklim investasi di Jakarta itu betul-betul sudah ramah pada pengusaha, memberikan kemudahan kepada pengusaha," ujar Pramono.
Pramono pun menyoroti upaya Pemprov DKI dalam memangkas birokrasi perizinan yang selama ini menjadi kendala bagi pengusaha properti. Ia mencontohkan penyelesaian Koefisien Luas Bangunan (KLB) yang dulu memakan waktu bertahun-tahun dan kini bisa selesai dalam waktu 15 hari.
Selain mempercepat proses perizinan, upaya ini juga memberikan keuntungan bagi Pemprov DKI Jakarta berupa pemasukan dana yang bisa digunakan sebagai pembiayaan kreatif untuk sejumlah proyek pembangunan di Jakarta.
"Dengan penyelesaian yang enggak lebih dari 2 minggu, Jakarta mendapatkan 453 miliar rupiah, yang sekarang akan kita gunakan untuk membangun TOD Bundaran HI Rp200 miliar, TOD Blok M, dan juga Taman Bendera Pusaka yang ada di Barito," ujarnya.
Lebih lanjut, Pramono menekankan pentingnya kepercayaan publik terhadap pemerintah dalam mendatangkan investasi. Untuk meningkatkan kepercayaan publik, pemerintah perlu menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi.
Ia pun mencontohkan upaya Pemprov DKI dalam menyelesaikan masalah tiang monorel di kawasan Rasuna Said yang telah mangkrak bertahun-tahun. Pemprov DKI menargetkan untuk mulai pembongkaran tiang monorel pada awal tahun depan.
"Tujuannya untuk apa? Untuk membangkitkan rasa percaya publik kepada Pemerintah Jakarta," lanjutnya.
Dalam kesempatan ini, Pramono mengapresiasi kolaborasi Pemprov DKI dengan Apindo dan pemerintah pusat dalam menyelenggarakan acara Jakarta Investment Award. Ia berharap acara tersebut bisa membangun kepercayaan publik terhadap Pemerintah Jakarta.
"Itulah yang sekarang ini kami lakukan pembenahan di Jakarta," kata dia.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menyampaikan, penghargaan kepada dunia usaha ini menunjukan sebuah kepercayaan yang terbangun dalam ekosistem investasi. Menurutnya, hal ini bisa menumbuhkan keyakinan para pengusaha dalam berinvestasi dan menggerakkan roda ekonomi.
Ia melanjutkan, Jakarta merupakan provinsi dengan realisasi investasi terbesar kedua di Indonesia hingga kuartal ketiga 2025, yakni mencapai Rp204,2 triliun dengan lebih dari 220 ribu proyek.
"Capaian ini tidak lahir dari ruang yang kosong. Ini adalah hasil sinergi antara pemerintah yang responsif, dunia usaha yang adaptif, dan masyarakat yang produktif," kata Shinta.
Investasi Jakarta sendiri telah tumbuh 265 persen selama 2014 hingga 2024, atau melonjak dari Rp66 triliun menjadi Rp341 triliun.
Untuk menjaga momentum investasi di Indonesia, lanjutnya, dibutuhkan sebuah dorongan struktural untuk memperkuat fondasi daya saing nasional, yakni membangun kepastian berusaha, menurunkan cost of doing business, serta memperkuat daya beli masyarakat.
Sementara Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu mendukung penuh Pemprov DKI yang menjadi salah satu provinsi dengan pertumbuhan realisasi investasi yang besar, yakni sekitar 45 persen.
"Harapan kami, kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah itu bisa kita jalin dengan baik, khususnya juga kalau di pemerintah daerah itu kita selalu berkolaborasi dengan teman-teman dari DPMPTSP," kata dia.
Todotua juga berharap pertumbuhan investasi di Jakarta bisa menjadi role model bagi pemerintah provinsi lainnya, terutama dalam proses layanan perizinan, kepercayaan publik, serta iklim investasi yang kondusif dan berkelanjutan.