Selasa, 30 September 2025 Reporter: Dessy Suciati Editor: Erikyanri Maulana 318
(Foto: Reza Pratama Putra)
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengunjungi lokasi kebakaran yang melanda permukiman padat penduduk di Kelurahan Tangki, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Kunjungan tersebut untuk memastikan penanganan penyintas kebakaran berjalan optimal.
"Pemerintah Jakarta harus hadir,"
Dikatakan Pramono, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta fokus menangani para warga dan rumah yang terdampak kebakaran. Ia menekankan pentingnya kehadiran pemerintah untuk membantu proses pemulihan para penyintas.
"Pemerintah Jakarta harus hadir untuk membantu penanganan rumah-rumah yang sebagian terbakar," ujar Pramono, Selasa (30/9).
Dijelaskan Pramono, sebagian besar rumah yang terdampak kebakaran di lokasi tersebut memiliki status kepemilikan yang jelas, baik berupa Hak Guna Bangunan (HGB) maupun Sertifikat Hak Milik (SHM), yang diperoleh melalui program Prona (Proyek Operasi Nasional Agraria) pada 2018.
Program ini merupakan sertifikasi tanah gratis dari pemerintah melalui Badan Pertanahan Nasional (BPN).
“Rumah di sini sebagian adalah HGB, SHM, yang dulu mereka ikut program Prona pada tahun 2018. Saya akan mendalami ini," katanya.
Pramono pun memastikan bahwa dokumen-dokumen penting terkait kepemilikan rumah warga terdampak dapat diurus kembali. Ia menyebut, Pemprov DKI Jakarta juga menyimpan file dokumen kepemilikan rumah warga yang terdampak peristiwa tersebut.
"Jadi karena semua surat ini kan Pemerintah Jakarta pasti punya file-nya. Karena ini programnya program Prona dulu, baik itu HGB maupun SHM-nya, pasti nanti saya minta untuk mereka didampingi untuk surat-menyuratnya. Ada semua pasti," jelasnya.
Nantinya, kata Pramono, dinas terkait akan berkoordinasi dengan para korban terkait relokasi atau pembangunan kembali rumah mereka. Ia meyakini mayoritas korban akan memilih untuk tetap bertahan di lokasi tersebut karena ikatan emosional dan status kepemilikan rumah mereka.
Sementara terkait penanganan para penyintas kebakaran, Pramono memastikan masalah popok dan kebutuhan dasar lainnya, terutama untuk balita sudah teratasi.
"Alhamdulillah kalau melihat apa yang terjadi, tidak ada korban. Ada enam orang yang pada waktu itu mengalami sesak napas, tetapi bisa tertangani dengan baik," ucap Pramono.
Dalam kesempatan ini, Pramono juga menyampaikan apresiasi kepada para petugas pemadam kebakaran yang telah mengerahkan 27 unit mobil dan bekerja maksimal. Mereka bahkan berhasil menyelamatkan warga dan juga 12 ekor kucing dalam peristiwa ini.
Lebih lanjut, Pramono juga memastikan bahwa program satu RT satu Alat Pemadam Api Ringan (APAR) masih terus berjalan. Kendati demikian, kondisi angin yang cukup kencang saat terjadinya peristiwa kebakaran serta banyaknya material yang terbuat dari plastik menyebabkan api merambat sangat cepat.
Dalam kunjungannya ini, Gubernur Pramono sekaligus memberikan bantuan secara simbolis kepada para warga terdampak bencana. Hingga saat ini distribusi bantuan darurat dan pendataan detail korban terdampak masih terus berlangsung.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa kebakaran terjadi pada Minggu (28/9) sekitar pukul 10.00 WIB dan baru berhasil dipadamkan pada malam hari pukul 22.50 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut, namun enam orang sempat mengalami sesak napas dan telah tertangani.
Sekadar diketahui, sebanyak 27 unit mobil pemadam dan 135 personel dikerahkan ke lokasi kebakaran. Peristiwa ini diduga akibat korsleting listrik dari kipas angin yang ada di salah satu rumah warga hingga menyebabkan kebakaran di lahan seluas sekitar 8.406 meter persegi.
Wilayah terdampak bencana yakni di RW 05 dan RW 06 dan menyebabkan total warga terdampak mencapai sekitar 316 Kepala Keluarga atau 1.256 jiwa. Adapun, korban luka sebanyak enam orang dan telah mendapatkan pertolongan medis di lokasi oleh Unit AGD (Ambulans Gawat Darurat) Dinkes DKI Jakarta dan PMI.
Para penyintas kebakaran saat ini berada di sejumlah lokasi pengungsian, di antaranya di Masjid Al-Muhajirin sebanyak 21 KK atau 49 jiwa, Kantor Kelurahan Tangki sebanyak 44 KK atau 176 jiwa, serta sebanyak 200 KK atau 800 jiwa bertahan di rumah tetangga sekitar.
Pemprov DKI Jakarta melalui dinas terkait juga telah menyalurkan bantuan logistik dan memberikan layanan dukungan psikososial kepada para warga terdampak.