Kamis, 21 Agustus 2025 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 359
(Foto: Istimewa)
Bank Jakarta meraih penghargaan Mitra Perbankan dan Mitra Bank Literasi Keuangan pada ajang Lomba Digitalisasi Pasar atas upayanya mendorong penerapan transaksi non tunai di sejumlah pasar tradisional di Jakarta.
"fondasi pemberdayaan ekonomi kerakyatan berkelanjutan,"
Lomba Digitalisasi Pasar dilakukan secara kolaboratif antara Pemprov DKI Jakarta, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Bank Indonesia (BI), yang bertujuan untuk mendorong pasar tradisional beralih ke sistem pembayaran digital demi menciptakan transaksi yang lebih cepat, aman, dan transparan.
Bank Jakarta memperoleh tiga kategori penghargaan sekaligus, yakni sebagai Mitra Perbankan Terbaik Kategori Pasar B (Pasar Koja) dan Pasar A (Pasar Mayestik), serta sebagai Mitra Bank Literasi Keuangan Terbaik Kedua.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Gubernur Jakarta, Pramono Anung kepada Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H Widodo yang disaksikan oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jakarta, Yosamartha; Kepala Otoritas Jasa Keuangan Jabodebek, Edwin Nurhadi di Main Hall Pasar Tanah Abang Blok B, Jakarta Pusat, Kamis (21/8).
Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H Widodo menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diberikan kepada Bank Jakarta. Ia mengatakan, Bank Jakarta menjadikan Lomba Digitalisasi Pasar ini sebagai ajang untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan.
Ia menilai, digitalisasi pasar tradisional sebagai bagian dari transformasi ekosistem keuangan Jakarta.
“Upaya ini tidak hanya menghadirkan kemudahan transaksi melalui QRIS dan EDC, tetapi juga membuka akses yang lebih luas bagi para pelaku UMKM untuk masuk dalam sistem keuangan formal. Bank Jakarta berkomitmen menjadikan digitalisasi sebagai fondasi pemberdayaan ekonomi kerakyatan berkelanjutan
,” jelasnya.Sekretaris Perusahaan Bank Jakarta, Arie Rinaldi mengatakan, Bank Jakarta akan terus meningkatkan kolaborasi dengan Pasar Jaya serta mendorong digitalisasi pasar ke depannya. Ia bahkan menyebut ajang ini menjadi momentum ke depan bagi Bank Jakarta untuk mendorong digitalisasi pasar-pasar di seluruh Jakarta.
“Kami meyakini digitalisasi pasar akan berdampak positif terhadap pemberdayaan UMKM dan akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya.
Sementara itu, Kepala Pasar Mayestik, Dewi Ratna Furi, bersyukur bahwa Pasar Mayestik menerima penghargaan kategori ‘Pasar Digital Terbaik Tipe A’ pada ajang Lomba Digitalisasi Pasar. Ia juga menyambut baik berbagai upaya literasi keuangan yang dilakukan oleh industri perbankan, terutama Bank Jakarta yang ditunjuk sebagai mitra utama Pasar mayestik dalam melakukan digitalisasi.
“Kolaborasi antara Pasar Mayestik dan Bank Jakarta dalam ajang Lomba Digitalisasi Pasar merupakan langkah yang sangat positif dan strategis. Ini bukan sekadar tren, tapi sebuah kebutuhan untuk memastikan pasar tradisional tetap relevan dan berdaya saing di tengah era ekonomi digital,” kata Dewi.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menyampaikan bahwa digitalisasi tidak bisa dihindarkan. Menurutnya, jika para perbankan dan proses literasinya tidak dilombakan, pasarnya tidak diamati, tidak akan terjadi lompatan atau lonjakan.
“Maka ketika pada pembukaan Lomba Digitalisasi Pasar, saya tidak membayangkan bahwa kenaikannya bisa sangat signifikan. Pemakaian QRIS, termasuk transaksinya, artinya apa yang kita lakukan bersama ini, menunjukkan kemajuan yang luar biasa,” ungkapnya.
Sebagai informasi, dari 153 pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya, sebanyak 20 pasar tradisional dijadikan lokasi percontohan. Pasar-pasar tersebut dipilih secara acak dengan mempertimbangkan klasifikasi (kelas A, B, dan C) serta jumlah tempat usaha yang aktif. Mereka bersaing dalam beberapa kategori, yakni Program Literasi Teraktif, Digitalisasi Keuangan Terbaik, dan Akses Keuangan Termasif.
Jakarta memberikan kontribusi 16,61 persen terhadap GDP nasional dengan pertumbuhan 5,18 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional 5,12 persen. Artinya, Jakarta tumbuh lebih baik, yang salah satu faktor pendorongnya adalah digitalisasi.
Selain itu, penggunaan QRIS di 20 pasar meningkat hampir 47 persen, NPWP pedagang juga naik signifikan, dan transaksi e-commerce melonjak lebih dari 40 persen.