Rabu, 23 Juli 2025 Reporter: Anita Karyati Editor: Toni Riyanto 294
(Foto: Anita Karyati)
Sebanyak 39
mahasiswa dan dosen dari empat negara yang tergabung dalam Global Intercultural Project Experience (GIPE) tahun 2025 mengadakan aksi peduli lingkungan di Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kepulauan Seribu."Menangani masalah sampah dan meningkatkan pariwisata"
Lurah Pulau Untung Jawa, Sidartawan menyambut baik dan mengapresiasi aksi peduli lingkungan yang dilakukan tersebut karena memberikan manfaat nyata.
"Kami dari Pemkab Kepulauan Seribu sangat mendukung sekali program ini karena dapat menangani masalah sampah dan meningkatkan pariwisata," ujarnya, Rabu (23/7).
Ia berharap, para mahasiswa dan dosen yang terlibat dalam kegiatan ini dapat mempromosikan dan memperkenalkan potensi Kepulauan Seribu di mancanegara.
"Besar harapan kami, kegiatan ini dapat membawa dampak yang positif bagi kemajuan pariwisata di Kepulauan Seribu," bebernya.
Penanggung Jawab GIPE 2025, perwakilan dari Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, Jakarta, Agung Nugroho menjelaskan, peserta aksi peduli lingkungan ini berasal dari Westphalian University of Applied Sciences (Jerman), San Pablo Catholic University (Peru), Namibia University of Science and Technology (Namibia), dan Unika Atma Jaya (Indonesia).
Menurutnya, GIPE menjadi salah satu program yang mewadahi interaktif dan kerja sama bagi mahasiswa untuk memberikan pengalaman nyata kerja, sekaligus memecahkan isu yang dihadapi oleh lingkungan.
"Tahun ini kami berfokus pada pengembangan masyarakat di Pulau Untung Jawa. Mulai dari memulihkan lingkungan alam serta memberdayakan masyarakat lokal," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Puja Berhias Pulau Untung Jawa, Rusli menambahkan, mahasiswa dari empat negara itu melakukan berbagai kegiatan, mulai dari pemaparan proyek integrasi teknologi digital, ilmu lingkungan, bisnis, dan pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, mereka juga akan melakukan aksi operasi semut di kawasan Pantai Pulau Rambut, menanam pohon mangrove, dan restorasi terumbu karang.
"Semoga kegiatan kolaborasi antar Pokdarwis dan institusi akademik serta pemerintah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu lingkungan," tandasnya.