Kamis, 10 Juli 2025 Reporter: Dessy Suciati Editor: Erikyanri Maulana 215
(Foto: Reza Pratama Putra)
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menyerahkan piagam dan Piala Gubernur DKI Jakarta kepada para pemenang Kompetisi School Reinventing Cities Tahun 2025 di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (10/7).
"hasilnya luar biasa menurut saya,"
Kompetisi Schools Reinventing Cities ini merupakan bagian dari inisiatif global yang diselenggarakan oleh C40 Cities bekerja sama dengan Minecraft Education. Pada tahun ini, kompetisi ini dilaksanakan di lima kota dunia, yakni Tshwane, New York City, Mexico City, Amman, dan Jakarta.
Dalam sambutannya, Pramono menyampaikan apresiasinya terhadap ide-ide luar biasa yang diajukan para peserta, mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA.
"Ini menunjukkan bahwa Jakarta sebagai bagian dari kota global, sekarang ini memang karena kita secara terus-menerus berkampanye untuk ini," ujar Pramono.
Pramono pun menyoroti salah satu pemenang yang membuat video tentang upaya menurunkan emisi, menciptakan energi hijau, dan menghijaukan Jakarta dengan tanaman serta mendorong penurunan emisi.
"Tadi kita telah melihat hasilnya luar biasa menurut saya, anak umur SD sudah bisa membuat seperti itu SMP maupun SLTA," kata dia.
Karena itu, Pramono meminta agar kompetisi seperti ini terus diselenggarakan agar anak-anak dapat berinovasi dan berkarya. Pramono juga berharap melalui kompetisi ini, para pelajar dapat memberikan kontribusinya bagi pembangunan kota Jakarta.
Kepala Biro Pembangunan dan Lingkungan Hidup, Setda Provinsi DKI Jakarta, Iwan Kurniawan mengatakan, kompetisi ini bertujuan mendorong keterlibatan generasi muda dalam merancang kota yang lebih hijau, sehat, dan inklusif.
Para peserta dari usia 10 hingga 18 tahun turut berpartisipasi dalam kompetisi ini untuk memvisualisasikan ide-ide mereka tentang ruang publik yang ramah dan berkelanjutan.
"Antusiasme yang luar biasa ditunjukkan oleh para pelajar dari seluruh wilayah kota administrasi DKI Jakarta hingga penutupan pendaftaran," kata Iwan.
Menurut Iwan, kompetisi ini bukan sekadar program melainkan media pembelajaran lintas generasi yang menghubungkan anak-anak dengan tatanan nyata kota, menjembatani mimpi dengan perencanaan, dan menanamkan rasa memiliki terhadap ruang publik bersama.