Ahok: Relokasi ke Rusun untuk Cegah Kebakaran

Rabu, 05 Agustus 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Widodo Bogiarto 5168

Ahok Optimis Penanganan Banjir Tahun Ini Lebih Baik

(Foto: Yopie Oscar)

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, salah satu upaya menekan angka kebakaran di ibu kota yakni dengan merelokasi warga di pemukiman kumuh ke rumah susun (rusun).

Kenapa sih nggak mau dorong masuk ke rumah susun? Wong rumah susun nggak nyewa loh, program cuma Rp 5-15 ribu, ada juga yang Rp 10 ribu sehari

Pasalnya di pemukiman kumuh padat penduduk sangat rawan terjadi kebakaran. Selain bangunan umumnya terbuat dari bahan yang mudah terbakar, saluran listrik yang digunakan pun tidak sesuai standar.

"Itu yang saya katakan, gimana nggak kebakaran orang tinggal di bawah kolong, bakar sampah, rumah-rumah liar yang triplek, listrik seenaknya. Jadi saya kalau menggusur mereka ke rusun bukan karena jahat tapi (mencegah) bahaya kebakaran, kehilangan nyawa dan harta," kata Ahok di Balaikota, Rabu (5/8).

Hal ini disampaikan Ahok menanggapi kebakaran yang terjadi di pemukiman sekitar Pasar Gembrong, Jakarta Timur, Selasa (4/8) malam. Kebakaran diduga akibat korsleting listrik. Pemadaman sulit dilakukan karena padatnya lokasi baik toko mainan maupun pemukiman warga.

Ahok mengaku heran dengan warga yang enggan direlokasi ke rusunawa. Padahal beberapa fasilitas ditawarkan jika warga mau pindah ke rusunawa. Terlebih mereka tidak perlu membayar uang sewa, melainkan retribusi sehari sebesar Rp 10 ribu.

"Kenapa sih nggak mau dorong masuk ke rumah susun? Wong rumah susun nggak nyewa loh, program cuma Rp 5-15 ribu, ada juga yang Rp 10 ribu sehari," ujar Ahok.

Bahkan, lanjut Ahok, untuk semua perbaikan rusun ditanggung oleh Pemprov DKI Jakarta. Karena warga yang tinggal di rusunawa mendapatkan subsidi hingga 80 persen.

"Kamu tinggal di rumah saja ada perbaikan pintu, ngecat, bocor, buang sampah, keamanan dan lift. Itu kami tanggung 80 persen," jelas Ahok.

Ahok menduga, warga yang enggan dipindahkan ke rusunawa adalah warga yang menyewakan lahannya. Sehingga mereka tidak ingin kehilangan pendapatan. "Jadi kalau warga yang kita dorong ke rusun masih ngotot, umumnya itu warga yang nyewain. Dia punya petak-petak," pungkasnya.

BERITA TERKAIT
Puluhan Rumah di Pasar Gembrong Ludes Terbakar

Puluhan Rumah di Pasar Gembrong Ludes Terbakar

Selasa, 04 Agustus 2015 5456

Puluhan Rumah di Pasar Gembrong Ludes Terbakar

Puluhan Rumah di Pasar Gembrong Ludes Terbakar

Selasa, 04 Agustus 2015 5456

527 Bidang Tanah di Kampung Pulo Tak Bersertifikat

527 Bidang Tanah di Kampung Pulo Tak Bersertifikat

Selasa, 04 Agustus 2015 4707

SKLL Disiapkan Tangani Kebakaran di Jakbar

Kopling Dicuri Pemulung, 109 Hidran Tak Berfungsi

Rabu, 29 Juli 2015 8406

BERITA POPULER
Biro Hukum DKI menggelar Diskusi Pencegahan Kekerasan terhadap Anak

Biro Hukum DKI Gelar Diskusi Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak

Rabu, 05 November 2025 2095

Penumpang menuruni Transjakarta

Targetkan 400 Juta Pelanggan, Transjakarta Menuju Fase Smart Mobility

Selasa, 04 November 2025 901

Petugas memadamkan kebakaran rumah di Pondok Pinang

Kebakaran di Pondok Pinang Diduga Dipicu Korsleting

Minggu, 02 November 2025 1381

Seorang penumpang melakukan tap in di Halte Transjakarta Rawamangun

Pramono Minta Transjakarta Tingkatkan Layanan Sistem Pembayaran

Kamis, 30 Oktober 2025 1771

Ketua DPRD Dukung Relaksasi Pajak untuk Jaga Daya Beli Warga

Ketua DPRD Dukung Relaksasi Pajak untuk Jaga Daya Beli Warga

Minggu, 02 November 2025 1249

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks