Kisah Anggota Tim Penyelidikan Epidemiologi COVID-19 di Koja

Sabtu, 18 April 2020 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Budhy Tristanto 9091

Pengalaman Perawat di Koja Mulai dari Disoraki hingga Digoda Pasien

(Foto: Budhi Firmansyah Surapati)

Menjadi tenaga medis yang bertugas menangani suspect dan pasien COVID 19 tidak selalu berujung dramatis.

Kadang ada ODP yang tidak terima saat kita surveilans

Seperti dialami Galuh Ajeng Ari Pratiwi,  perawat di Puskesmas Kecamatan Koja, Jakarta Utara, yang bertugas sebagai anggota tim Penyelidikan Epidemiologi (PE) sejak merebaknya virus COVID 19.

Perempuan berusia 25 tahun ini mengalami berbagai pengalaman sebagai petugas medis, mulai dari ditolak warga berstatus orang dalam pengawasan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) hingga digoda pasien.

"Kadang ada ODP yang tidak terima saat kita surveilans. Ya kita tanggapi dengan positif saja," ujarnya, Sabtu (18/4).

Terhadap ODP dan PDP itu, Galuh mengaku tidak memiliki trik khusus. Selama ini, Ia dan rekan-rekan hanya bermodal sabar serta terus melakukan pendekatan secara persuasif.

Hasilnya, tidak sedikit ODP dan PDP yang malah akhirnya menghubungi mereka saat merasakan gejala medis. Bila sudah demikian, selanjutnya akan terbangun rasa percaya dari pasien kemudian lebih kooperatif melaporkan atau merespon pemantauan yang dilakukan petugas.

Dilanjutkan Galuh, setiap harinya Ia bersama 13 tenaga medis lain di Tim PE Puskesmas Kecamatan Koja mendapat jatah melakukan surveilans satu hingga lima orang pasien. Tugas surveilans terhadap pasien rutin dilakukan setiap hari hingga 14 hari ke depan status pasien terkonfirmasi negatif.

Akibat interaksi rutin itu, ada beberapa pasien pria yang malah menggodanya. Bukan hanya itu, berbagai kisah seru juga pernah dilakoni Galuh, saat melakukan surveilans ke kediaman suspect.

Galuh mengaku, semangatnya tetap terjaga dalam menjalankan tugas karena mendapat dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat di lingkungannya, di  wilayah Cilincing.

Walau tidak mendapat perlakukan intimidatif, Ia mengaku selalu berhati-hati setiap bertugas dengan selalu menjalankan protokol kesehatan secara ketat agar tidak terpapar ataupun menjadi carier yang membahayakan keluarga maupun lingkungan tempat tinggalnya.

"Selagi mengikuti protokol secara ketat kita yakin terhindar, tapi kalau sudah melaksanakan SOP terpapar juga ya pasrah. Sudah risiko profesi," tandasnya.

BERITA TERKAIT
Kisah Dokter Spesilais Paru yang Tangani Pasien Covid-19

Cerita Tenaga Medis, Berjibaku Tangani Pasien COVID-19 hingga Lawan Kecemasan

Jumat, 17 April 2020 5092

 Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kepulauan Seribu Salurkan Bantuan Bagi Petugas Medis

Tenaga Medis di RSUD Kepulauan Seribu Dapat Bantuan APD

Rabu, 15 April 2020 1892

BERITA POPULER
Suasana Pelaksanaan kegiatan Jaga Jakarta Penuh Warna

Doa Bersama bagi Aceh dan Sumatera Awali Rangkaian Jaga Jakarta Penuh Warna

Minggu, 30 November 2025 2284

Pramono menggunakan QRIS Tap untuk memasuki Stasiun LRT Pegangsaan Dua

Pramono Resmikan QRIS Tap dan Ruang Baca di Stasiun LRT Pegangsaan Dua

Kamis, 04 Desember 2025 858

Petugas gabungan membersihkan trotoar di Jalan Cut Mutia

Petugas Gabungan Bersihkan Trotoar Jalan Cut Mutia

Kamis, 04 Desember 2025 702

Kepala Badan Kesbangpol DKI Jakarta mewakili gubernur menerima Harmony Award 2025

Pemprov DKI Raih Harmony Award 2025

Jumat, 28 November 2025 1671

Seorang warga menggunakan payung berjalan saat cuaca hujan

Hujan Diprediksi Basahi Jakarta Hari Ini

Kamis, 04 Desember 2025 663

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks