Gagal Hapus Bully, Guru Kena Sanksi

Rabu, 03 September 2014 Reporter: Folmer Editor: Dunih 9605

Tentu kita nggak ingin lagi ada bully di jakarta

(Foto: doc)

Banyak korban siswa berjatuhan karena kebrutalan siswa nakal. Agar kasus kekerasan di sekolah tidak terulang, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama (Ahok), berharap guru bisa meredam potensi kenakalan siswa di sekolah masing-masing. Termasuk terhadap aksi bullying yang biasa dilakukan siswa senior kepada siswa yunior. Jika tidak mampu mencegah tindakan tidak terpuji itu, sanksi tegas bakal diterima guru tersebut.

Mekanisme turun golongan, ada. Pecat saja ada, kalau guru tidak benar. Tentu kita nggak ingin lagi ada bully di Jakarta

Basuki menegaskan, sanksi tegas itu berupa penurunan golongan hingga pemecatan kepada para guru yang tidak mampu menghapuskan bully di sekolah.

"Mekanisme turun golongan, ada. Pecat saja ada, kalau guru tidak benar. Tentu kita nggak ingin lagi ada bully di Jakarta," kata Basuki di Balaikota, Rabu (3/9). 

Menurutnya, guru yang tidak mau mengenali siswanya, bukanlah guru yang baik. Sebagai pendidik, guru seharusnya tahu mana siswa yang nakal atau tidak untuk langsung dinasehati.

"Kalau sudah dinasehatin tidak berubah, kasih tau orang tua siswa. Jadi jangan tiba-tiba siswa nakal dikeluarkan dari sekolah," ungkapnya.

Mantan Bupati Belitung Timur itu menambahkan, sekolah negeri di Jakarta saat ini memiliki kapasitas paling sedikit. Alhasil, banyak anak-anak usia 16 hingga 18 tahun tidak bisa sekolah. Ia berharap, bangku kosong yang ditinggalkan siswa nakal tersebut bisa diisi oleh anak lain yang mau serius belajar.

"Lebih baik kita kasih kepada anak-anak yang mau sekolah, daripada jadi jagoan. Siapa tau anak-anak nakal ini setelah dikeluarkan dari sekolah bisa jadi petinju dan hidupnya bisa lebih sukses daripada mem-bully teman di sekolahan," jelasnya.

Sekadar diketahui ayah dan ibu almarhum Arfiand Caesar Al Irhamy, siswa kelas X SMAN 3 yang tewas setelah ikut kegiatan pecinta alam, menemui Wakil Gubernur DKI, Basuki T Purnama. Arif Setiady dan Diana Dewi, pasangan orang tua korban, yang hadir bersama anggota Gerakan Nasional Anti Bullying (GENAB) meminta Dinas Pendidikan DKI untuk bertindak tegas untuk setiap pelaku bully.

“Kesepakatannya tadi kalau ada bully langsung bertindak, pelaku langsung dikeluarkan dari sekolah. Kata pak Ahok, sekarang tidak hanya di sekolah negeri, tapi di sekolah swasta pun kalau ada bullying langsung dikeluarkan,” ucap Diana.

BERITA TERKAIT
SMAN 3 Jakarta

Disdik Copot Kepsek dan Wakepsek SMAN 3

Kamis, 10 Juli 2014 13388

larso marbun kadisdik dki jakarta beritajakarta

Disdik Panggil Kepsek SMA 3 Setiabudi

Senin, 23 Juni 2014 5937

ilustrasi jenazah

Polisi Temukan Titik Terang Tewasnya Siswa SMA 3 Setiabudi

Senin, 23 Juni 2014 6537

kekerasan sekolah

Ortu Korban Kekerasan di SMAN 3 Curhat ke Ahok

Rabu, 03 September 2014 4450

2 Alumni SMAN 3 Resmi Ditahan

2 Alumni SMAN 3 Jakarta Ditahan

Selasa, 02 September 2014 4352

BERITA POPULER
 1.000 Orang di Jakbar Ikuti CKG di Peringatan Hari Ibu

1.000 Warga Jakbar Ikuti CKG di Peringatan Hari Ibu

Kamis, 11 Desember 2025 3867

Ribuan Satuan Pendidikan di Jakarta Ikuti Urban Sustainability Education 2025

1.799 Pelajar Ikuti Urban Sustainability Education 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 2702

PT Transjakarta menyerahkan bantuan perbaikan permainan anak di RPTRA Kampung Pulo Asri

Transjakarta Bantu Perbaikan Sarana Bermain Anak RPTRA Kampung Pulo Asri

Jumat, 12 Desember 2025 682

Pramono Anung Melaunching PAM Jaya JEKATE Running Series

Pramono Resmikan Ceremony Kick Off PAM Jaya JEKATE Running Series

Minggu, 07 Desember 2025 1552

Gubernur Pramono beserta jajaran meninjau langsung kondisi tanggul pengaman pantai di Muara Baru

Tinjau Tanggul Pengaman Pantai, Pramono Pastikan Penanganan Rob Jadi Prioritas

Senin, 08 Desember 2025 1082

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks