Minim Anggaran, Kinerja Sudin KUMKMP Tidak Maksimal

Senin, 07 Juli 2014 Reporter: Suriaman Panjaitan Editor: Widodo Bogiarto 3209

Selain itu, para PKL yang jumlahnya makin marak selama Ramadhan ini juga mengaku kurang mendapat pem

(Foto: doc)

Inkonsistensi penerapan larangan pedagang kaki lima (PKL) di trotoar oleh Pemkot Administrasi Jakarta Pusat, mengakibatkan pejalan kaki harus mengalah dan berjalan di badan jalan. Pedagang berkilah, hal ini disebabkan instansi terkait tidak bisa menyediakan tempat untuk berjualan bagi mereka. Selain itu, para PKL yang jumlahnya makin marak selama Ramadhan ini juga mengaku kurang mendapat pembinaan.

Kami memang sangat minim melakukan kegiatan pembinaan kepada para pedagang, karena untuk pembinaan para pedagang tahun ini tidak ada anggarannya

Atas keruwetan masalah PKL ini, Suku Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (Sudin KUMKMP) Jakarta Pusat yang memiliki salah satu fungsi sebagai pembina pedagang kecil mengaku, tidak dapat berbuat banyak, lantaran minimnya anggaran yang dikucurkan dari APBD DKI Jakarta 2014.

Akibatnya, Sudin KUMKMP seolah memberikan angin segar kepada para PKL untuk menguasai fasilitas publik, seperti trotoar dan fasilitas umum lainnya. Di Jakarta Pusat sendiri, tercatat ada 8 kecamatan dan 44 kelurahan.

"Kami memang sangat minim melakukan kegiatan pembinaan kepada para pedagang, karena untuk pembinaan para pedagang tahun ini tidak ada anggarannya," kata Kepala Sudin KUMKMP Jakarta Pusat, Sri Indrastuti, Senin (7/7).

Sri mengakui, pembinaan PKL memang sangat vital untuk terciptanya PKL yang tertib dan mengetahui hak dan kewajibanya, agar tidak mengganggu pengguna fasilitas publik lainnya. Menurutnya, dalam fungsi pembinaan ada beberapa hal yang harus dijelaskan kepada pedagang, seperti penarikan retribusi dan penataan pedagang itu sendiri.

"Pembinaan sesuai dengan pergub itu tugas kita dan hal itu sang penting. Pembinaan juga harus dilakukan rutin agar pedagang paham aturan, paham biaya retribusi dan tidak semerawut membuka lapaknya," terang Sri.

Sri berharap, tahun depan anggaran pembinaan masuk dalam APBD sehingga masalah pedagang yang tidak memiliki pemahaman tentang hak dan kewajibannya dapat tuntas.

BERITA TERKAIT
 Produk jajanan berbahaya dan tidak layak konsumsi itu dijajakan para pedagang dengan jenis beraneka

Jajanan PKL Monas Mengandung Bahan Berbahaya

Rabu, 02 Juli 2014 7213

pasar murah

Pasar Murah di Jakpus Akan Jual Sembako Setengah Harga

Sabtu, 05 Juli 2014 7740

Revitalisasi Pasar IRTI Monas Rampung Agustus Mendatang

Agustus, Revitalisasi Pasar IRTI Monas Rampung

Jumat, 04 Juli 2014 5194

2.875 PKL Akan Terapkan Retribusi Non Tunai

2.875 PKL Akan Terapkan Retribusi Non Tunai

Jumat, 04 Juli 2014 5402

Pedagang Musiman Bermunculan di Cikini Menjelang Bulan Puasa

Pedagang Parsel Sesaki Trotoar di Cikini

Sabtu, 28 Juni 2014 4978

BERITA POPULER
Permudah Wajib Pajak, Pramono Luncurkan Digitalisasi Pajak MPD

Permudah Wajib Pajak, Pemprov DKI Luncurkan Digitalisasi Pajak MPD

Kamis, 18 Desember 2025 879

Badan Kehormatan (BK) DPRD DKI Jakarta menggelar BK Award 2025

BK Award 2025 Wujud Akuntabilitas Kinerja Anggota DPRD DKI

Senin, 15 Desember 2025 1616

Forkopimko Jakut Jaga Suasana Kondusif Nataru

Forkopimko Jakut Jaga Suasana Kondusif Nataru

Jumat, 19 Desember 2025 584

Pramono memberikan sambutan saat peluncuran pelatihan Gig Economy bagi Gen Z

Pramono Dukung Pengembangan Ekonomi Digital dan Kreativitas Anak Muda Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 896

UMP Jakarta Tahun 2026 Dipastikan Naik

UMP Jakarta Tahun 2026 Dipastikan Naik

Rabu, 17 Desember 2025 992

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks