Senin, 09 November 2015 Reporter: Septradi Setiawan Editor: Lopi Kasim 5498
(Foto: doc)
Salah satu penyebab munculnya pemukiman kumuh di Ibukota adalah banyaknya sampah yang menumpuk, khususnya di pemukiman padat penduduk seperti di Cengkareng dan Tambora, Jakarta Barat.
Kalau frekuensi pengangkutan sampah dalam satu RW dilakukan tiga kali dalam seminggu, maka bisa saja lingkungan RW tersebut dinyatakan kumuh
Selain itu, frekuensi pengambilan dan pengangkutan sampah yang memakan waktu lama menyebabkan suatu kawasan dinyatakan sebagai kawasan kumuh.
"
Kalau frekuensi pengangkutan sampah dalam satu RW dilakukan tiga kali dalam seminggu, maka bisa saja lingkungan RW tersebut dinyatakan kumuh ," ujar Hasbulah, Kepala Seksi Statistik Sosial, Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta Barat, Senin (9/11).Selain itu, kata Hasbulah, kontruksi bangunan, ventilasi bangunan, kepadatan bangunan, kondisi jalan, saluran drainase dan kondisi jamban yang tidak layak juga menjadi salah satu penyebab lingkungan menjadi kumuh.
"Misalnya kondisi jamban yang buruk, atau sama sekali tidak punya jamban, terus kondisi jalan yang belum diaspal atau yang sudah diaspal tapi kondisinya rusak, itu juga kumuh," tandasnya.
Sebelumnya, penataan lingkungan kumuh di Jakarta Barat terus dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah program perencanaan bedah rumah yang akan dimulai pada 2016 mendatang.