Senin, 22 Desember 2025 Reporter: Nurito Editor: Toni Riyanto 270
(Foto: Nurito)
Sebanyak 1.300 sopir truk sampah mengikuti Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diadakan Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
"Siap melakukan rujukan ke rumah sakit"
Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan bertahap dan ditargetkan rampung dalam 10 hingga 13 hari mendatang. Rangkaian pemeriksaan meliputi pengukuran berat dan tinggi badan, lingkar perut, tekanan darah, serta pengecekan gula darah sewaktu.
Selain itu, dilakukan pemeriksaan gigi sederhana, mata dan telinga, serta skrining Tuberkulosis (TBC) melalui pengambilan sampel dahak.
Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifendy mengatakan, pemeriksaan kesehatan dilakukan secara bergiliran dengan target sekitar 100 sopir per hari.
"Kami mengerahkan dua tim yang terdiri dari 10 tenaga kesehatan untuk memberikan layanan ini," ujarnya, (22/12).
Herwin menjelaskan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut arahan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung agar dilakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh terhadap seluruh sopir truk sampah.
Menurutnya, pemeriksaan kesehatan ini bertujuan menjaga stamina dan mendeteksi dini penyakit, terutama penyakit komorbid agar tidak terjadi kelelahan berlebihan saat bekerja.
Ia menambahkan, sopir yang menjalani pemeriksaan juga diberikan vitamin, obat sesuai keluhan, serta makanan ringan dan minuman.
"Jika hasil skrining menunjukkan perlunya penanganan lanjutan, kami siap melakukan rujukan ke rumah sakit. Namun ,sejauh ini belum ditemukan sopir dengan kondisi sakit berat," terangnya.
Sementara itu, salah seorang sopir truk sampah, Walimukti (36) mengaku senang dengan adanya skrining kesehatan tersebut. Sopir asal Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat itu menyebut baru kali pertama menjalani pemeriksaan kesehatan di TPST Bantar Gebang.
"Alhamdulillah hasilnya baik, tidak ada penyakit. Tadi darah dan dahak juga diambil untuk dicek," ungkapnya.
Ia berharap, pemeriksaan kesehatan rutin dapat terus dilakukan agar kondisi kesehatan para sopir selalu terpantau.
"Kalau tidak sakit biasanya jarang periksa. Melalui kegiatan seperti ini jadi lebih peduli kesehatan," tandasnya.