Rabu, 10 Desember 2025 Reporter: Dessy Suciati Editor: Erikyanri Maulana 486
(Foto: Reza Pratama Putra)
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menekankan kolaborasi dan inovasi menjadi kata kunci utama bagi Jakarta untuk tumbuh menjadi kota global yang lebih baik.
"Buat Jakarta, kolaborasi dan inovasi itu sudah menjadi hal keseharian,"
Hal ini disampaikan Pramono saat menghadiri acara Berita Satu Regional Forum 2025 di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Rabu (10/12).
"Kalau buat Jakarta, kolaborasi dan inovasi itu sudah menjadi hal keseharian. Karena Jakarta enggak mungkin tumbuh, enggak mungkin menjadi lebih membuat masyarakatnya aman, nyaman, dan membuat masyarakatnya lebih bahagia tanpa kolaborasi," ujar Pramono.
Karena itu, Pemprov DKI Jakarta terbuka untuk menjalin kolaborasi dalam kegiatan apapun, termasuk kegiatan budaya, olahraga, kesenian, bisnis, dan lainnya.
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024, Jakarta kini bertransformasi dari ibu kota negara menjadi kota global. Karena itu, cara pandang dan kebijakan di Jakarta pun harus menyesuaikan diri dengan standar global.
"Saya yakin setiap daerah mempunyai cara untuk mengembangkan, menginovasikan masing-masing," kata Pramono.
Pada kesempatan ini, Pramono pun menceritakan bagaimana Jakarta menghadapi tantangan pemotongan Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar Rp15 triliun dari pemerintah pusat. Alih-alih memprotes, Gubernur memandang hal ini sebagai kesempatan untuk mengembangkan Jakarta melalui inovasi pembiayaan kreatif.
"Dengan KLB-nya yang Pullman dan Wisma Nusantara. Maka dana inilah yang saya gunakan untuk membangun Jakarta sekarang ini," ungkapnya.
Selain KLB, Pemprov DKI juga berinovasi untuk menambah penerimaan daerah melalui kebijakan naming right atau hak penamaan. Tak hanya itu, Pramono juga menerapkan inovasi digitalisasi yang dilakukan melalui perlombaan di berbagai pusat perbelanjaan.
"Jadi sekali lagi, yang namanya inovasi dan yang kedua kata kuncinya adalah kolaborasi," tandasnya.