Selasa, 25 November 2025 Reporter: Nurito Editor: Toni Riyanto 218
(Foto: Andri Widiyanto)
Sebanyak 9,2 ton gabah berhasil dipanen dari Kebun Bibit di Jalan Tambun Rengas, RT 01/08, Kelurahan Ujung Menteng, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Proses panen di lahan seluas sekitar 1,9 hektare ini dipimpin Kepala UPT Pusat Pengembangan Benih dan Proteksi Tanaman Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Hendra Junianto.
"Menjaga ketahanan pangan"
Panen dilakukan menggunakan satu unit alat berat otomatis jenis combine harvester atau mesin pemanen padi, sehingga prosesnya lebih cepat dibanding cara manual.
Hendra mengatakan, panen ini menghasilkan gabah berkualitas unggul. Peningkatan hasil panen, salah satunya didorong oleh penerapan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) pada benih padi sebelum fase persemaian.
Menurutnya, PGPR merupakan kelompok bakteri menguntungkan yang mampu melakukan kolonisasi rizosfer atau lapisan tipis tanah di sekitar perakaran hingga berdampak positif pada pertumbuhan tanaman.
"Sebagai bentuk komitmen menjaga ketahanan pangan dan melestarikan lahan pertanian, alhamdulillah hari ini kita berhasil melakukan panen padi di Kebun Bibit atau Sawah Abadi Ujung Menteng dengan hasil memuaskan, mencapai 9,2 ton," ujarnya, Selasa (25/11).
Hendra menjelaskan, padi yang dipanen adalah varietas Ciherang, salah satu varietas unggul yang digemari petani karena potensi hasilnya tinggi, perawatannya mudah, dan cocok ditanam di lahan irigasi pada musim hujan maupun kemarau. Selain itu, varietas ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga 500 mdpl.
"Panen padi di lokasi ini merupakan kegiatan rutin setiap empat bulan. Padi hasil panen tidak digiling menjadi beras, tetapi dijadikan benih. Benih unggul ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kelompok tani yang akan didistribusikan kepada petani di Jakarta," terangnya.
Hendra menambahkan, keberadaan sawah di tengah ibu kota menjadi bukti nyata bahwa produksi pangan lokal tetap dapat berjalan. Sawah Abadi ini merupakan aset berharga yang harus dijaga untuk melindungi lahan produktif dari alih fungsi.
"Keberhasilannya menunjukkan bahwa inovasi dan kerja keras dapat meningkatkan hasil panen sekaligus memaksimalkan pemanfaatan lahan guna mendukung target swasembada pangan nasional, khususnya beras," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BPS Jakarta Timur, Septiana Tri Setiowati menuturkan, pihaknya bertugas menghitung dan memotret kondisi pertanian di Jakarta. Saat ini, terdapat tiga lokasi pertanian padi di Jakarta Timur, yaitu Kebun Bibit Ujung Menteng, Sawah Abadi Ujung Menteng, dan kawasan pertanian di Halim Perdanakusuma.
"Hasil catatan kami, pada 2024 dengan luas panen 28 hektare dan panen dua kali dalam setahun, produksi padi khusus Jakarta Timur mencapai 172 ton," bebernya.
Tri menyebut, proses penghitungan panen dilakukan menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA), yaitu metode objektif yang mengintegrasikan data spasial dari citra satelit dan peta lahan dengan data lapangan untuk menentukan luas panen.
Setelah luas panen diperoleh, angka tersebut dikalikan dengan produktivitas dari survei ubinan untuk menghitung produksi total. Metode ini sudah digunakan selama puluhan tahun.
"Saya berharap meskipun hasil panen padi belum dapat memenuhi kebutuhan pangan secara keseluruhan, namun keberadaan lahan pertanian ini tetap menjadi bentuk dukungan terhadap ketahanan pangan di Jakarta," tandasnya.