Senin, 24 November 2025 Reporter: Nurito Editor: Toni Riyanto 608
(Foto: Nurito)
Di balik kesibukannya mengemban amanah sebagai Wakil Direktur RSUD Budhi Asih, Nisma Hiddin memiliki sisi lain yang tak banyak diketahui publik. Perempuan yang kesehariannya bergelut dengan manajemen pelayanan kesehatan ini ternyata juga piawai menari. Baginya, seni tari bukan sekadar hobi, tetapi ruang untuk menyalurkan bakat sekaligus bentuk kecintaannya pada warisan budaya bangsa.
"Pelestarian warisan budaya bangsa"
Sejak tahun 2022, Nisma bergabung dengan Komunitas Perempuan Menari (KPM), sebuah wadah seni yang didirikan Sabena Betty dengan instruktur Supriady atau akrab disapa Bang Ucuy dan beranggotakan sekitar 200 perempuan dari beragam profesi.
Bersama komunitas inilah, Nisma kerap tampil di panggung, mengikuti berbagai pagelaran seni baik di dalam negeri maupun mancanegara.
"Pagelaran seni budaya yang ditampilkan KPM adalah bagian dari pelestarian warisan budaya bangsa," ujarnya, Senin (24/11).
Keberagaman latar belakang anggota KPM mulai dari dokter, akademisi, seniman, Aparatur Sipil Negara (ASN), hingga profesional lain menjadi nilai tersendiri bagi Nisma.
Ia merasakan kebanggaan setiap kali berkesempatan tampil dalam pergelaran bertajuk Sanskruti yang menjadi wadah ekspresi sekaligus kontribusi nyata bagi pelestarian seni tari nusantara.
Meski jadwal pekerjaan padat, Nisma menegaskan, profesionalisme dan kecintaan pada budaya dapat berjalan beriringan. Keaktifannya di dunia tari bukan hanya bentuk pelestarian seni Indonesia, tetapi juga cara ia mempraktikkan nilai kolaboratif dan harmonis yang selama ini dipegangnya sebagai aparatur negara.
Nisma menjelaskan, keterlibatannya dalam dunia seni menjadikannya contoh bagaimana seorang ASN dapat memberi kontribusi ganda memberikan pelayanan publik yang prima pada sektor kesehatan sekaligus menjaga denyut budaya tetap hidup.
"Setiap gerak tari adalah wujud pengabdian kepada bangsa dalam wajah yang berbeda," terangnya.
Hingga kini, ia masih rutin berlatih bersama anggota KPM di Taman Ismail Marzuki (TIM) dan di gedung perkantoran di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Tari yang digelutinya pun beragam, mencakup hampir seluruh jenis tari nusantara.
Nisma kerap tampil dalam berbagai pertunjukan di Gedung TIM, Gedung Kesenian Jakarta, hingga Galeri Indonesia Kaya. Bahkan, jejak langkah tarinya telah melangkah ke panggung internasional, antara lain di Belanda, Osaka, dan Tokyo.
"Dari panggung ke panggung, saya terus menari membawa budaya Indonesia melintas batas dan menyebarkan pesonanya ke berbagai penjuru dunia," tandasnya.