Jumat, 24 Oktober 2025 Reporter: Dessy Suciati Editor: Andry 408
(Foto: Nugroho Sejati)
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung meresmikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kampung Kalibata di RPTRA Citra Betawi, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (24/10). Kehadiran RTH ini untuk menambah ruang publik adaptif di Jakarta, yang memadukan fungsi ekologis, sosial, dan edukatif.
"Saya meresmikan salah satu RTH,"
Pramono menyampaikan, RTH ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk memperbanyak pembangunan ruang terbuka di lokasi yang memungkinkan, termasuk di area catchment area atau tampungan air.
"Hari ini saya meresmikan salah satu RTH yang sekarang ini memang saya minta dan digalakkan untuk selalu bisa dilakukan di tempat-tempat yang memang bisa," kata Pramono.
RTH Kampung Kalibata memiliki luas sekitar 5.328 meter persegi dan terletak di samping Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang telah ada sebelumnya dengan luas 1.500 meter persegi.
Pramono pun mengaku telah menginstruksikan Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota agar menggabungkan RTH dengan RPTRA yang sudah ada. Penggabungan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat, sebagai ruang berolahraga dan berinteraksi.
"Saya sudah memerintahkan kepada Kepala Dinas Pertamanan untuk RPTRA yang lama dan ruang terbuka hijau yang baru yang luasnya kurang lebih 5.000, saya minta untuk dibuka digabungkan menjadi satu sehingga luasnya menjadi 6.500," jelasnya.
RTH Kampung Kalibata ini dirancang sebagai ruang hijau multifungsi. Melalui perancangan ulang, taman yang sebelumnya kerap terjadi banjir ini diubah menjadi taman aktif yang tetap mempertahankan fungsi hidrologisnya sebagai tampungan air sementara, sekaligus menjadi ruang publik produktif dan inklusif bagi warga sekitar.
Lebih lanjut, Pramono juga menyampaikan keinginannya untuk menghijaukan tempat-tempat yang selama ini kurang termanfaatkan, seperti di kolong jembatan dan kolong jalan tol. Tempat-tempat tersebut nantinya sekaligus digunakan sebagai ruang publik.
Sedangkan biaya pembangunannya bisa menggunakan skema pembiayaan kreatif, seperti dana Corporate Social Responsibility (CSR) atau bekerja sama dengan perusahaaan di Jakarta. Dengan upaya ini, pembangunan tidak hanya terpusat di jalan utama di Jakarta, namun juga daerah-daerah lainnya.
"Apabila bisa menggunakan dana CSR atau kerja sama dan sebagainya seperti yang saya sampaikan, sekarang ini saya mendorong hampir di semua wilayah di Jakarta untuk dilakukan yang namanya creative financing," tandas Pramono.