Rabu, 22 Oktober 2025 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 356
(Foto: Istimewa)
Seminar bertajuk Digital Jakarta: Transforming City Services digelar di Thamrin Nine Ballroom, Jalan MH Thamrin, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (22/10).
"mengembangkan sistem pemerintahan berbasis data,”
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Innovation Talks dalam ajang Jakarta Innovation Days 2025: Explore, Connect, Impact! yang berlangsung pada 21–25 Oktober 2025.
Seminar ini membahas proses transformasi digital layanan publik di Jakarta melalui SuperApp JAKI, sekaligus tantangan dan arah pengembangannya di masa depan.
Hadir sebagai pembicara antara lain Staf Ahli Menkomdigi Bidang Sosial Ekonomi dan Budaya Kementerian Komunikasi Digital RI, Wijaya Kusumawardhana; Wakil Kepala Bappeda DKI Jakarta, Deftrianov; Rector of Georgetown SFS Asia Pacific, Yuhki Tajima; dan Strategic Partnership Manager Geo - Google, Galuh Rohmah. Acara ini dimoderatori oleh Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik DKI Jakarta, Budi Awaluddin.
Wijaya Kusumawardhana mengatakan, transformasi digital menjadi kunci dalam mendorong pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045. Ia menyampaikan, proses ini tidak hanya soal teknologi, tetapi juga menyangkut tata kelola pemerintahan, ekonomi digital, dan masyarakat digital yang berdaya.
Menurutnya, pembangunan ekosistem digital yang kuat harus didukung regulasi, infrastruktur, investasi, serta pengembangan talenta digital agar seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat langsung dari digitalisasi layanan publik. Wijaya menjelaskan, percepatan digitalisasi harus diarahkan untuk menciptakan layanan publik yang efisien, cepat, dan tepat sasaran.
“Masyarakat lebih membutuhkan pelayanan yang responsif dan mudah diakses daripada sekadar kebijakan administratif. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri perlu diperkuat untuk membangun transformasi digital yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak nyata bagi warga,” ujar Wijaya.
Sementara itu, Wakil Kepala Bappeda DKI Jakarta, Deftrianov menyebut, digitalisasi merupakan penggerak utama sekaligus ‘ultimate cheat code’ dalam mempercepat inovasi pelayanan publik. Ia mengatakan, teknologi digital membuka peluang besar untuk melakukan breakthrough di berbagai bidang, termasuk transportasi, tata kota, dan manajemen data.
“Melalui pendekatan berbasis informasi dan analitik, berbagai tantangan perkotaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan akurat,” ujarnya.
Deftrianov mencontohkan pemanfaatan big data dan Internet of Things (IoT) bisa menjadi bagian dari solusi kota. Data dari berbagai sumber seperti media sosial, transportasi daring, dan CCTV dapat dimanfaatkan untuk analisis dan pengambilan keputusan yang lebih efektif.
“Dengan cara ini, digitalisasi bukan hanya mempercepat inovasi, tetapi juga menjadi bagian dari city solution yang membantu pemerintah merespons kebutuhan masyarakat secara real time,” katanya.
Budi Awaluddin menyimpulkan, digitalisasi bukan hanya alat bantu, melainkan fondasi dalam membangun layanan publik yang cepat, tepat, dan transparan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung pengelolaan data, manajemen lalu lintas, serta analisis kebutuhan masyarakat yang diambil dari berbagai sumber informasi.
“Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Jakarta untuk mengembangkan sistem pemerintahan berbasis data,” ucapnya.
Budi menambahkan, transformasi digital menjadi strategi utama untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global yang berdaya saing. Transformasi digital bertujuan untuk memberikan layanan publik yang baik, responsif, dan cepat kepada masyarakat.
“Dengan digitalisasi, kita berharap Indonesia dapat mencapai visi Indonesia Emas 2045, serta mendorong Jakarta masuk dalam Top 50 kota global pada 2029 dan Top 20 pada 2045,” tandasnya.