Rabu, 22 Oktober 2025 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 2667
(Foto: Nugroho Sejati)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menghadirkan Cek Kesehatan Gratis (CKG), sebagai upaya deteksi dini, pencegahan, dan peningkatan kualitas hidup warga.
"Pentingnya pemeriksaan kesehatan berkala melalui program CKG,"
Cek Kesehatan Gratis adalah program nasional yang termasuk Program Hasil Terbaik Cepat yang mendukung Asta Cita Presiden 2024–2029. Pemerintah juga terus memperluas jangkauan layanan agar masyarakat dari berbagai lapisan sosial memiliki kesempatan yang sama dalam menjaga kesehatannya melalui program CKG ini.
Saat ini, layanan CKG tidak terbatas saat ulang tahun saja, tetapi dapat dimanfaatkan oleh seluruh warga kapan saja dengan tujuan untuk mempercepat pencapaian target nasional 36 persen di 2025 dan menuju 70 persen di 2029.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Sri Puji Wahyuni mengatakan, Pemprov DKI Jakarta menerapkan strategi berbasis kolaborasi dan pendekatan wilayah untuk memastikan seluruh lapisan masyarakat dapat mengakses layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Ia menjelaskan, melalui Suku Dinas Kesehatan di enam wilayah kota/kabupaten administrasi, pelaksanaan CKG dilakukan tidak hanya di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, tetapi juga menjangkau masyarakat melalui pendekatan komunitas, seperti kegiatan di perkantoran, pusat olahraga, dan berbagai aktivitas komunitas lainnya.
Selain itu, kegiatan skrining kesehatan di dalam maupun luar gedung yang dilaksanakan oleh Puskesmas juga telah diintegrasikan ke dalam Program CKG.
“Pendekatan lintas sektor turut diperkuat dengan melibatkan camat, lurah, kader kesehatan, serta tokoh masyarakat, sehingga seluruh warga Jakarta, termasuk kelompok dengan akses terbatas, dapat memperoleh layanan pemeriksaan kesehatan secara setara dan berkesinambungan,” jelasnya.
Puji menyampaikan, proses pencatatan dan pelaporan kegiatan CKG dilakukan melalui platform ASIK (Aplikasi Sehat IndonesiaKu) yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga tengah mengembangkan JAKSAFE, yaitu platform skrining mandiri berbasis digital yang dirancang oleh Pusdatin Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sebagai alat pencatatan kegiatan skrining di luar Puskesmas.
Ia menjelaskan, hasil pemeriksaan masyarakat akan dipantau melalui Rapot Kesehatan Digital yang dikirimkan kepada peserta melalui Satu Sehat Mobile atau WhatsApp Chatbot Kementerian Kesehatan.
Selanjutnya, tindak lanjut hasil pemeriksaan dicatat melalui Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) yang telah terhubung dengan Satu Sehat sebagai platform sistem informasi kesehatan nasional.
“Dengan integrasi ini, proses pemantauan kesehatan masyarakat dapat dilakukan secara berkelanjutan dan terdokumentasi dengan baik,” ucapnya.
Puji mengatakan, Pemprov DKI Jakarta juga mendorong kolaborasi multi-pihak untuk memperluas jangkauan dan mempercepat capaian Program CKG.
Menurutnya, melalui kerja sama dengan fasilitas kesehatan swasta, klinik, rumah sakit mitra, perusahaan, serta komunitas lokal, layanan pemeriksaan kesehatan dapat dilaksanakan lebih dekat dengan tempat tinggal maupun tempat kerja masyarakat.
Bentuk kolaborasinya antara lain kemitraan dengan fasilitas kesehatan, perguruan tinggi, instansi pemerintah maupun swasta dalam pelaksanaan kegiatan CKG komunitas baik di lingkungan kerja maupun kawasan publik.
“Selain itu, kolaborasi dengan media dan platform digital juga berkontribusi dalam publikasi dan edukasi masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan berkala melalui program CKG,” katanya.
Praktisi Kesehatan, Sukma Aditya Putra, mengatakan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bukan sekadar layanan pemeriksaan, melainkan gerakan besar untuk menyadarkan masyarakat bahwa kesehatan adalah investasi utama kehidupan.
Ia menyampaikan, melalui kolaborasi dan kombinasi inovasi digital seperti ASIK dan JAKSAFE, Pemprov DKI Jakarta telah membawa layanan kesehatan ke genggaman tangan warga, sehingga deteksi dini penyakit tidak lagi bergantung pada jarak atau waktu.
Sebagai tenaga kesehatan, Aditya menilai program ini sebagai terobosan visioner yang memadukan pelayanan langsung dengan transformasi digital.
“Dampaknya sangat nyata, masyarakat lebih sadar terkait deteksi dini penyakit, data kesehatan lebih terintegrasi, dan langkah pencegahan menjadi lebih cepat dan tepat sasaran. Inilah wujud nyata menuju Jakarta Kota Global yang masyarakatnya sehat, tangguh, dan berdaya,” tandasnya.