Rabu, 24 September 2025 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Budhy Tristanto 1588
(Foto: Budhi Firmansyah Surapati)
Koordinatoriat Wartawan Balaikota dan DPRD DKI Jakarta atau yang biasa disebut Balkoters, Rabu (24/9), mengadakan talkshow bertema Transformasi Pasar di Jakarta menuju Kota Global.
"Perkembangan pasar menjadi isu yang menarik untuk disoroti,"
Ketua Balkoters, Sammy Edward Watimena menjelaskan, kegiatan menghadirkan Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati, Direktur Utama Pasar Jaya, Agus Himawan dan Anggota DPRD DKI Jakarta, Pandapotan Sinaga, sebagai narasumber.
"Perekonomian atau aspek bisnis merupakan salah satu dari lima dimensi utama variabel kota global. Karena itu, perkembangan pasar menjadi isu yang menarik untuk disoroti," katanya.
Dijelaskan Sammy, perkembangan kekinian pasar konvensional tengah bersaing dengan e-commerce. Apalagi, belakangan berkembang isu kondisi puluhan pasar di Jakarta dalam kondisi kurang layak.
Ia berharap, talkshow ini bisa memberikan gambaran tentang arah pengembangan pasar di Jakarta ke depan, serta jadi insight bagi jurnalis yang sehari-hari bertugas di Balaikota dan DPRD DKI Jakarta.
"Kami berharap hasil dari diskusi ini juga bisa menjadi insight bagi berbagai pihak untuk mengawal pembangunan Jakarta lebih baik," tegasnya.
Direktur Utama Pasar Jaya, Agus Himawan mengaku, pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas pasar, tidak hanya menjadi layak tapi juga mampu menjawab tantangan zaman. Karena itu, pihaknya terus melakukan pembenahan dan peningkatan kualitas pasar.
Dari total 153 pasar, ungka Agus, sebanyak 80 di antaranya sudah dalam kondisi baik dan hanya 34 saja yang tersisa mengalami kerusakan. Lalu, sembilan lain dalam proses renovasi dan 30 sisanya masuk dalam kategori cukup baik.
"Kami tidak hanya merenovasi perbaikan fisik, tapi juga meningkatkan sarana prasarana untuk menjawab perkembangan," ujarnya.
Dijelaskan Agus,sepanjang 2024 pihaknya telah melakukan pengembangan sistem pembayaran biller payment provider (BPP) di 30 pasar, sistem pembayaran QRIS di 57 pasar, pemasaran kios secara digital di empat pasar serta penambahan sarana olahraga seperti lapangan bulutangkis, futsal dan padel di 19 pasar.
Pada 2025 ini, lanjut Agus, pihaknya melakukan revitalisasi mempergunakan anggaran penyertaan modal daerah (PMD) pada Pasar Kombongan, Kwitang Dalam, Gandaria dan Pasar Petojo Enclek.
Sedangkan lima lainnya, yakni, Pasar Kramat Jaya, Sungai Bambu, Kampung Ambon, Pasar Lontar dan Kebon Melati serta Pasar Gardu Asem, masuk dalam perencanaan revitalisasi menggunakan PMD 2025.
Selain itu, pihaknya juga telah merencanakan pengembangan sarana olahraga di delapan pasar, revitalisasi bekerjasama dengan pihak ketiga di enam pasar, pembangunan pengolahan sampah mandiri di Pasar Induk Kramat Jati, pengecatan eksterior 19 pasar, pengembangan sistem pembayaran BPP di 30 pasar dan pengembangan sistem pemasaran kios digital di lima pasar.
"Kita juga tengah melakukan pembahasan bersama PUPR untuk pembangunan hunian di Pasar Minggu agar hasilnya bisa menjadi TOD seperti di Pasar Rumput," tegasnya.
Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati menambahkan, Pemprov DKI Jakarta terus mendorong pembenahan pasar konevsional agar bisa bersaing dengan e-commerce.
Menurutnya, pasar konevsional memiliki keunikan tersendiri lantaran memfasilitasi interaksi konsumen dengan pedagang secara tatap muka.
Ditegaskan Eli, interaksi langsung tawar menawar di pasar itu merupakan nilai tambah yang tidak tergantikan.
Agar bisa mendatangkan konsumen, Eli menegaskan kenyamanan pasar harus diperhatikan mulai dari fasilitas memadai hingga akses yang mudah dijangkau.
Tidak hanya peningkatan kualitas pasar yang ada, Eli mengungkapkan, Pemprov DKI Jakarta tengah mempersiapkan lokasi kawasan baru yang bisa menjadi destinasi kunjungan wisata dan perbelanjaan.
Dicontohkannya, saat ini pihaknya tengah konsern mengkaji konsep kawasan Pasar Baru terintegrasi dengan Kawasan Lapangan Banteng yang juga terdapat bangunan Pos Bloc, Gedung Kesenian Jakarta, Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di sekitarnya.
"Kawasan itu kami rancang menjadi destinasi baru. Jadi kami coba suusan bagaimana perekonomian Jakarta dibangun berdasar pasar demikian," tandasnya.