Minggu, 31 Agustus 2025 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Budhy Tristanto 468
(Foto: Istimewa)
Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan kesiapsiagaan fasilitas dan personel melakukan penanganan medis bagi warga selama 24 jam, guna antisipasi kejadian dampak unjuk rasa.
"Seluruh korban terdampak unjuk rasa dapat penanganan medis dengan cepat, aman, tepat,"
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati menjelaskan, sejak beberapa hari aksi unjuk rasa, pihaknya telah melakukan berbagai penanganan.medis.
Hingga Minggu (31/8), pukul 07.00, tercatat sebanyak 469 orang telah mendapat pelayanan kesehatan, dengan rincian, satu orang meninggal dunia, 371 rawat jalan dan 97 rawat inap.
"Atas dasar kemanusiaan, Pemprov DKI Jakarta menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan pasien terdampak unjuk rasa," katanya, Minggu (31/8).
Menurut Ani, para pasien yang membutuhkan perawatan lebih lanjut telah dirujuk ke berbagai rumah sakit di lima wilayah kota Jakarta, seperti RS Hermina Kemayoran, RS Kramat 128, RSAL Mintohardjo.
Kemudian, RSPAD Gatot Soebroto, RS POLRI, RSUD Koja, RSUD Budhi Asih, RS Pelni, dan RS Pusat Pertamina.
"Rujukan juga dilakukan ke sejumlah Puskesmas," ujarnya.
Dilanjutkannya, kesiapsiagaan petugas dipastikan terus berlanjut hingga hari ini selama 24 jam. Selain 44 Puskesmas kecamatan dan 31 RSUD, Ani memastikan seluruh RS di Jakarta telah berkordinasi untuk memberikan layanan darurat bila dibutuhkan.
Ditambahkan Ani, pihaknya juga telah menyiagakan 24 unit ambulans beroperasi selama 24 jam.
Dijelaskan Ani, dukungan kegawatdaruratan dilaksanakan PK3D (Pusat Krisis Kesehatan dan Kegawatdaruratan Daerah), bersama Tim Gawat Darurat (Gadar) Puskesmas dan RSUD. Secara teknis, pihaknya menyiapkan tujuh dokter, 59 perawat, dan tujuh pengemudi ambulans.
"Ini wujud komitmen kami menjaga pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan memastikan seluruh korban terdampak unjuk rasa mendapat penanganan medis dengan cepat, aman, tepat,"
tandasnya.