Senin, 12 Mei 2025 Reporter: Tiyo Surya Sakti Editor: Toni Riyanto 213
(Foto: Tiyo Surya Sakti)
Sanggar Tari Svadara Warna Indonesia di Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan berhasil menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional dengan meraih Bronze Award dalam Powerful Daegu Festival 2025 yang berlangsung pada 9-12 Mei di Kota Daegu, Korea Selatan.
"Upaya promosi budaya"
Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Selatan, Rusmantoro mengapresiasi delegasi dari Sanggar Tari Svadara Warna Indonesia yang sudah berlatih dan bekerja keras berjuang membawa serta memperkenalkan seni budaya Indonesia kepada khalayak luas di mancanegara.
"Saya ucapkan terima kasih atas dukungan yang juga datang dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul, yang turut membantu kelancaran keikutsertaan Indonesia di ajang ini, serta memberikan apresiasi atas upaya promosi budaya
yang dilakukan oleh para peserta," ujarnya, Senin (12/5).Ketua rombongan Sanggar Tari Svadara Warna Indonesia, Alfrida mengatakan, sebagai sanggar binaan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Svadara menampilkan karya berjudul "Pertunjukan Reyog Ponorogo Sasmita Selaras" yang memadukan elemen Jathilan, Bujang Ganong, Warok, dan Reyog.
"Tarian ini merupakan bagian dari kesenian Reyog Ponorogo yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO," terangnya.
Alfrida menjelaskan, dalam pementasan tersebut, Sanggar Svadara bekerja sama dengan Sanggar Sardulo Aji Manggolo dari Jakarta Selatan di bawah pimpinan Aji Pangestu yang turut menghadirkan pelatih koreografi dan pembarong profesional.
"Kolaborasi ini menghasilkan pertunjukan yang memukau dewan juri dan ribuan penonton dari berbagai negara," terangnya.
Menurutnya, festival tari tahunan ini menjadi salah satu ajang bergengsi di Korea Selatan dengan kategori internasional yang tahun ini diikuti oleh 17 grup dari 11 negara, termasuk Taiwan, Jepang, Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, Hong Kong, China, Uzbekistan, Bulgaria, dan Indonesia.
"Prestasi ini menjadi penghargaan kedua setelah pencapaian serupa di tahun 2022," ungkapnya.
Dalam kompetisi ini, imbuh Alfrida, tiap peserta diwajibkan menampilkan dua format durasi, 10 menit, dan empat menit. Pada hari pertama, peserta tampil dua kali dengan durasi 10 menit. Kemudian, pada hari kedua Svadara tampil sebanyak empat kali, satu kali berdurasi 10 menit dan tiga kali empat menit.
Melalui manajemen stamina yang menjadi tantangan utama, penari harus tampil maksimal dalam cuaca musim semi yang unik, matahari bersinar terik, tetapi suhu udara tetap rendah, berkisar antara 12 derajat celcius hingga 19 derajat celcius pada 10-11 Mei.
"Adaptasi fisik dan pengaturan energi menjadi kunci utama kelancaran penampilan di atas panggung," imbuhnya.
Alfrida mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diterima selama di Korea Selatan. Selain dukungan Dinas Kebudayaan DKI, pihaknya juga didukung Paguyuban Bumi Reyog di Daegu yang telah meminjamkan properti Dadak Merak, menyambut hangat seperti keluarga, dan menyebarkan informasi kepada WNI yang bekerja di Daegu untuk datang menyemangati.
"Suasana kekeluargaan itu sangat kami. rasakan. Kami benar-benar merasa punya banyak suporter," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Bumi Reyog Daegu, Imam Choirul menuturkan, delegasi Svadara datang membawa semangat luar biasa, sehingga pihaknya merasa terpanggil untuk membantu karena ini juga bagian dari misi budaya di perantauan.
"Prestasi ini menjadi bukti bahwa kolaborasi, konsistensi, dan semangat pelestarian budaya mampu membawa seni tradisional Indonesia dikenal di tingkat global," tandasnya.