Ini Konsep Penataan Kawasan Wisata Bahari

Sabtu, 02 April 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Rio Sandiputra 6230

Ini Konsep Penataan Kawasan Wisata Bahari

(Foto: Ilustrasi)

Penataan kawasan Wisata Bahari, Jakarta Utara segera dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Konsep untuk menampilkan destinasi wisata di lokasi tersebut sudah dibuat.

Kalau ada penataan otomatis daerah itu menjadi terbuka, objek wisata yang ada juga terlihat

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta, Catur Laswanto mengatakan, penataan akan dilakukan secara bertahap. Pertama akan dilakukan relokasi warga ke rusun dan membongkar bangunan-bangunan liar. Karena saat ini akses masuk ke beberapa objek wisata di kawasan tersebut tertutup oleh permukiman liar.

Setelah dilakukan pembongkaran bangunan, akan dipasang sheet pile untuk menahan banjir rob. Mengingat daratan yang ada berada dibawah muka laut.

"Aspek pertama penataan bangunan liar, supaya daerah itu tidak kumuh. Kemudian penurapan sungai untuk menahan banjir rob. Kalau ada penataan otomatis daerah itu menjadi terbuka, objek wisata yang ada juga terlihat," kata Catur, saat dihubungi Beritajakarta.com, Sabtu (2/4).

Ada beberapa objek wisata yang berada di kawasan tersebut, seperti Masjid Luar Batang, Museum Bahari, Menara Syahbandar, Pasar Ikan, dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Semua bangunan tersebut merupakan salah satu bangunan bersejarah. Sehingga bangunan tersebut tidak akan dibongkar.

"Masjid Luar Batang itu sangat bersejarah. Kalau masuk cagar budaya atau tidak harus dicek dulu. Yang pasti masjid tidak diapa-apain," ujarnya. 

Menurut Catur, kawasan tersebut sejak dulu merupakan Wisata Bahari pada zaman kuno. Namun dengan berkembangnya masyarakat beberapa objek wisata tertutup bangunan.

"Dari awal kawasan itu adalah Wisata Bahari zaman kuno. Mula pertamanya orang barat masuk ke Jakarta. Jadi ada nilai sejarah tinggi di situ," katanya.

Dia menambahkan adanya kapal-kapal tradisional pinisi di Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi daya tarik tersendiri. Karena di negara-negera lainnya sudah tidak ditemukan kapal-kapal pinisi tersebut.

"Pelabuhan Sunda Kelapa, itu menarik dilihat dari dua sisi. Pertama merupakan tempat bongkar muat barang. Kedua sampai sekarang kapal-kapal tradisional pinisi masih bisa dilihat, di negara lain tidak lagi ditemukan. Tapi di sana masih ditemukan," tandasnya.

BERITA TERKAIT
Penataan Kawasan Wisata Bahari Beda dengan Kalijodo

Penataan Kawasan Wisata Bahari Beda dengan Kalijodo

Jumat, 01 April 2016 8166

DKI Siapkan Penataan PKL di Wisata Bahari

DKI Siapkan Penataan PKL di Wisata Bahari

Kamis, 31 Maret 2016 7632

Sosialisasi Larangan Delman di Monas

Sosialisasi Larangan Delman di Monas

Jumat, 01 April 2016 4755

BERITA POPULER
Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusunawa Marunda

Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusun Marunda

Jumat, 21 Juni 2024 469103

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Kamis, 19 Oktober 2017 308205

 Libur Natal, 36.871 Pengunjung Padati TMII

TMII Dipadati Pengunjung

Jumat, 25 Desember 2015 284405

Siswa di Jakut Tebarkan Optimistis Sintas COVID 19 Melalui Puisi

Siswa di Jakut Tebar Optimistis di Tengah COVID- 19 Melalui Puisi

Rabu, 15 April 2020 261042

Basuki akan Bongkar Reklamasi PT KCN

Basuki akan Bongkar Reklamasi PT KCN

Jumat, 15 April 2016 196656

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks

Hitung Mundur 22 Juni 2027

842
Hari
09
Jam
40
Menit
29
Detik