Senin, 22 Desember 2025 Reporter: Dessy Suciati Editor: Erikyanri Maulana 382
(Foto: Reza Pratama Putra)
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menghadiri upacara bendera Peringatan ke-97 Hari Ibu Tahun 2025 tingkat Provinsi DKI Jakarta, di halaman Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/12).
"menjadi ruang refleksi dan apresiasi,"
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Pramono membacakan sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi.
Peringatan Hari Ibu di Indonesia memiliki akar sejarah perjuangan yang kuat, yakni Kongres Perempuan Indonesia pertama tahun 1928 yang menjadi momentum lahirnya gerakan perempuan secara nasional dalam memperjuangkan hak kesetaraan dan kebebasan untuk bergerak bersama laki-laki dalam membangun bangsa.
Pada tahun ini, peringatan Hari Ibu digelar dengan mengusung tema "Perempuan Berdaya, Berkarya Menuju Indonesia Emas 2045".
"Pemerintah DKI Jakarta betul-betul memberikan ruang dan apresiasi kepada perempuan," ujar Pramono.
Peringatan Hari Ibu setiap tanggal 22 Desember merupakan wujud penghargaan bangsa Indonesia terhadap perjuangan dan pengabdian perempuan dalam merebut serta mengisi kemerdekaan.
Peringatan ini bukan sekadar seremonial, namun juga merupakan apresiasi mendalam bagi seluruh perempuan Indonesia dalam semua peran dan kapasitas, baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara.
Dalam lintasan sejarah bangsa, perempuan Indonesia telah menjadi agen perubahan, menggerakkan inovasi, memperjuangkan keadilan, dan menguatkan nilai-nilai kemanusiaan. Para perempuan Indonesia menjadi bagian strategis dalam pembangunan bangsa.
"Meski menghadapi berbagai tantangan, beban ganda, stigma, minimnya akses, serta kekerasan berbasis gender, perempuan tidak pernah berhenti berjuang," kata Pramono.
Pram, sapaan akrabnya menyampaikan, perempuan bukan hanya penerima manfaat pembangunan, tetapi motor utama perubahan. Perempuan Indonesia, lanjutnya, juga bekerja dalam berbagai keterbatasan namun tetap menjadi pilar ekonomi keluarga, penjaga nilai budaya, pemimpin komunitas, inovator teknologi, pelaku usaha, dan penjaga keberlanjutan kehidupan.
"Peringatan ke-97 tahun ini juga menjadi ruang refleksi dan apresiasi bagi seluruh perempuan Indonesia tanpa memandang latar belakang sosial, profesi, budaya, atau wilayah," ucapnya.
Di dalam berbagai aspek kehidupan, lanjutnya, perempuan Indonesia hadir bekerja, mencipta, merawat kehidupan, dan memastikan keberlangsungan generasi. Karena itu, Gubernur memastikan bahwa suara mereka tidak hanya didengar tetapi harus menjadi dasar kebijakan publik, strategi pembangunan, dan arah masa depan bangsa.
Pemerintah pun menegaskan komitmennya dalam memperkuat kerangka hukum, seperti UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) dan pengarusutamaan gender, guna memastikan perempuan memiliki kesempatan setara dan terlindungi dari diskriminasi dan kekerasan, serta mampu berdaya dan berkarya.
"Kita membutuhkan langkah nyata, kolaborasi lintas sektor, dukungan publik, serta komitmen berkelanjutan untuk memastikan perempuan Indonesia dapat berpartisipasi penuh dalam pembangunan," jelasnya.
Pramono mengajak seluruh elemen bangsa, mulai dari dunia usaha hingga masyarakat sipil, untuk berkolaborasi mewujudkan keadilan gender sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045.