Selasa, 02 Desember 2025 Reporter: Tiyo Surya Sakti Editor: Toni Riyanto 387
(Foto: Nugroho Sejati)
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DKI Jakarta menggelar Seminar Nasional bertema "Kedaulatan Budaya melalui Konten Lokal: Strategi Penyiaran Menghadapi Era Media Baru" di Auditorium Universitas Al-Azhar Indonesia, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
"Konten yang mencerminkan identitas budaya Jakarta"
Sekretaris Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) DKI Jakarta, Raides Aryanto, dalam sambutan mewakili Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno mengatakan, strategi penyiaran saat ini menghadapi tantangan besar di era media baru.
Menurutnya, lanskap media berubah signifikan karena didominasi platform berbasis algoritma yang mengutamakan konten cepat, viral, dan mudah diakses, termasuk konten asing.
"Di sisi lain, konten lokal tidak mendapat cukup visibilitas dalam distribusi dan rekomendasi algoritma dengan biaya produksi yang tidak sebanding dengan standar global," ujarnya, Selasa (2/12).
Raides menjelaskan, masyarakat kini lebih banyak mengonsumsi konten internasional. Hal ini membuat konten lokal harus berkompetisi langsung dengan konten global, baik dari segi kualitas maupun percepatan produksi.
Untuk itu, lanjut Raides, konten lokal harus terus didorong bukan hanya sebagai hiburan, tetapi sebagai pembentuk identitas budaya dan penguat kohesi sosial.
"Mengingat pentingnya kedaulatan budaya, dunia penyiaran memiliki peran strategis dalam menjaga keberagaman lokal, bahasa daerah, dan nilai komunitas dalam menghadapi tantangan ini," ungkapnya.
Ia menekankan perlunya strategi bersama antara pemerintah dan pelaku penyiaran untuk meningkatkan daya saing konten lokal. Dukungan regulasi juga dibutuhkan agar konten lokal memiliki ruang yang lebih kuat di berbagai platform media.
"Dalam kondisi saat ini, peran KPID DKI Jakarta menjadi semakin penting. Tidak hanya sebagai pengawas penyiaran, tetapi juga penjaga kepentingan publik, memastikan konten tetap sehat, dan menjadi fasilitator ekosistem lokal untuk melahirkan konten yang mencerminkan identitas budaya Jakarta," bebernya.
Raides menambahkan, KPID DKI Jakarta harus terus memainkan peran sentral dalam memastikan pemerintah berpihak pada kepentingan publik dan karakter bangsa.
"Mari kita wujudkan ekosistem penyiaran yang berkelanjutan, inklusif, dan berakar pada budaya Jakarta. Jakarta bukan hanya pusat kota, tetapi juga pusat bangkitnya konten lokal yang membanggakan," ucapnya.
Sementara itu, Ketua KPID DKI Jakarta, Rizky Wahyuni menuturkan, seminar diselenggarakan di perguruan tinggi karena universitas merupakan tempat berkumpulnya generasi yang memiliki visi maju dalam membangun penyiaran yang berkeadaban dan berbudaya di era globalisasi.
"Seminar ini penting bagi kami untuk mendapatkan masukan dari para peserta. Sebab, sejatinya kami adalah perpanjangan tangan dari para akademisi dalam memperkaya wawasan kebangsaan dan menyempurnakan regulasi yang akan dibuat pemerintah," imbuhnya.
Rizky menyampaikan, dalam menyongsong Jakarta lima abad, semua unsur memiliki peran penting. Tidak hanya membangun kota modern, tetapi menjadikan Jakarta sebagai kota global yang berbudaya sebagaimana visi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
"Hari ini menjadi bagian dari upaya kita mewujudkan itu semua. Untuk menjadi kota modern dan kota global yang berbudaya, penyiaran memegang peranan penting dalam membangun cara pandang bangsa dan menjaga kedaulatan," tandasnya.