Jumat, 17 Oktober 2025 Reporter: Fakhrizal Fakhri Editor: Erikyanri Maulana 333
(Foto: Mochamad Tresna Suheryanto)
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike mendukung upaya menjadikan Taman Margasatwa Ragunan (TMR) sebagai ruang rekreasi dan edukasi yang ramah bagi seluruh lapisan warga.
"Ragunan adalah hiburan yang bisa dijangkau semua kalangan,"
Ia menilai, uji coba pembukaan Ragunan pada malam hari merupakan inovasi positif, asalkan tetap memperhatikan kenyamanan satwa dan keterjangkauan bagi warga.
"Yang jelas, Taman Margasatwa Ragunan ini kan area konservasi, jadi tidak bisa sebebas itu untuk kegiatan bisnis dan sebagainya. Dari dulu kita sepakat bahwa Ragunan adalah hiburan yang bisa dijangkau semua kalangan, makanya harga tiket selalu dibuat terjangkau,” ujar Yuke, Jumat (17/10).
Menurutnya, jika tujuan pembukaan malam hari untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), hal itu bisa saja dilakukan. Namun, kata Yuke, prinsip utama yang harus dijaga adalah memastikan Ragunan tetap menjadi hiburan rakyat Jakarta yang dapat dinikmati masyarakat menengah ke bawah.
Ia menilai, uji coba pembukaan pada malam hari menunjukkan masih ada beberapa hal yang perlu dievaluasi, di antaranya penerangan dan fasilitas pengunjung.
“Yang paling penting jangan sampai satwanya terganggu. Kalau pun ada tambahan penerangan, harus ramah terhadap penglihatan hewan. Pengunjung juga perlu diberi rambu-rambu seperti larangan berisik atau menyorot cahaya ke mata hewan,” jelasnya.
Saat ini, uji coba operasional Ragunan hingga malam hari baru difokuskan pada kegiatan rekreasi, olahraga, serta edukasi satwa nokturnal.
“Sekarang baru ada sekitar 10 buggy car untuk lima orang, sewanya Rp250 ribu. Artinya pengunjung harus menambah biaya di luar tiket masuk. Nah, ini perlu dipikirkan agar tetap bisa dijangkau masyarakat menengah ke bawah,” katanya.
Yuke juga mengingatkan pentingnya aspek keamanan dan kenyamanan pengunjung, termasuk penambahan CCTV, penerangan jalur, serta pembatasan area yang boleh diakses pada malam hari.
“Ragunan itu luas sekali. Harus dipastikan jalur yang aman, mungkin pakai tanda glow in the dark atau rute khusus supaya tidak ada risiko bagi pengunjung,” tambahnya.
Yuke juga menanggapi tingginya antusiasme masyarakat terhadap kebijakan uji coba Ragunan dibuka pada malam hari. DPRD DKI, kata dia, pada prinsipnya mendukung penambahan jam operasional Ragunan tersebut bila seluruh aspek teknis sudah siap.
“Kalau semua sudah siap, secara anggaran dan skemanya pas, tentu kita dukung. Tujuannya kan untuk membahagiakan warga Jakarta,” ucapnya.
Lebih lanjut, Yuke juga mendorong agar kegiatan malam di Ragunan dapat menghadirkan UMKM dan atraksi edukatif tanpa mengganggu satwa.
“Boleh saja ada kegiatan tambahan seperti UMKM atau atraksi edukatif, asal tidak bising dan tidak mengganggu hewan. Kalau pun ada hiburan, sebaiknya bersifat edukatif,” katanya.
Ia menambahkan, keseimbangan antara fungsi konservasi, rekreasi, dan ekonomi harus menjadi perhatian utama dalam kebijakan ini.
“Jakarta ini masih kurang ruang terbuka hijau dan tempat rekreasi yang murah. Jadi Ragunan harus bisa jadi tempat warga berolahraga, bersantai, dan tetap menjaga keseimbangan alam. Kalau semuanya siap dan bisa dijangkau masyarakat, kita pasti dukung,” tandasnya.