Kamis, 09 Oktober 2025 Reporter: Tiyo Surya Sakti Editor: Toni Riyanto 223
(Foto: Tiyo Surya Sakti)
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema Penatalaksanaan Pelayanan Kesehatan (Yankes)
Terstandar pada Bayi Baru Lahir."Akses penuh kepada pegawai yang masih memiliki bayi"
Kepala Seksi Gizi serta Kesehatan Ibu dan Anak Dinkes DKI Jakarta, Muhammad Fahrisal mengatakan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan dukungan fasilitas menyusui bagi ibu bekerja dan memperkuat praktik Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA).
"Sasaran kegiatan ini bukan hanya dari unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, tetapi juga melibatkan BUMD dan pihak swasta," ujarnya, di lokasi acara, salah satu hotel di Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (9/10).
Fahrisal menjelaskan, kegiatan yang berlangsung pada 8-9 Oktober 2025 ini juga menjadi momentum untuk menggalang komitmen bersama dalam penyediaan fasilitas menyusui bagi ibu bekerja, seperti ruang laktasi di area gedung atau tempat kerja.
Menurutnya, keberadaan ruang menyusui di tempat kerja sangat penting untuk memberikan privasi dan kenyamanan bagi ibu dalam memerah atau menyusui air susu ibu (ASI) selama jam kerja. Hal ini sejalan dengan upaya memperkuat pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama dan dilanjutkan hingga usia dua tahun yang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
"Kami mengajak, khususnya perusahaan swasta untuk memberikan perhatian dan akses penuh kepada pegawai yang masih memiliki bayi. Komitmen ini kami harapkan tidak hanya bersifat seremonial, tetapi benar-benar diterapkan," tegasnya.
Ia menambahkan, pada hari kedua pelaksanaan FGD, pihaknya mengadakan sesi diskusi lanjutan dan penguatan bagi sektor-sektor yang terkait dengan akses makanan bergizi bagi bayi dan anak.
"Harapannya, setelah kegiatan ini terbentuk tim khusus atau kelompok kerja (Pokja) yang fokus memberikan dukungan terhadap pemenuhan gizi bayi dan anak," terangnya.
Lebih lanjut, Fahrisal menjelaskan, tim tersebut nantinya akan berperan aktif dalam memberikan dukungan, menggerakkan berbagai elemen masyarakat, serta melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap asupan gizi pada bayi dan anak di Jakarta.
"Pokja ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak dalam memastikan kebutuhan gizi bayi dan anak terpenuhi dengan baik," tandasnya.