Kamis, 25 September 2025 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 532
(Foto: Istimewa)
Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Jakarta Economic Forum (JEF) Dialogue bertema ‘Unlocking Jakarta’s Potential through Tourism and Creative Economy’ di Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
"penggerak perekonomian Jakarta ke depan,"
Dialog ini dihadiri oleh pimpinan atau perwakilan pemerintahan lembaga, SKPD Provinsi DKI Jakarta, pimpinan perbankan, akademisi, hingga asosiasi pelaku usaha.
Dimoderatori oleh Marissa Anita, acara ini menghadirkan tiga narasumber yaitu Travel Blogger/Influencer, Kadek Arini, profesional di bidang audio industri events, Inyo Tanius Saleh, dan Produser Film, Anggia Kharisma.
Ketiga narasumber tersebut memberikan perspektif kreatif sekaligus pengalaman praktis dalam mendorong perkembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf)
di Jakarta.Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Iwan Setiawan, mengatakan JEF Dialogue merupakan rangkaian kegiatan Jakarta Economic Forum 2025 yang digelar setiap tahun.
Ia menyampaikan, kegiatan ini bertujuan menggali berbagai inovasi serta pemikiran strategis dari berbagai pihak yang nantinya menjadi masukan dalam perumusan kebijakan, sekaligus mendorong Jakarta menjadi kota global yang berdaya saing dan kompetitif.
Menurutnya, potensi pariwisata dan ekonomi kreatif ini menjadi suatu peluang yang bisa dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta yang semakin besar.
“Potensi tersebut apabila dikemas secara cepat dan apik akan menjadi suatu bola salju penggerak perekonomian Jakarta ke depan. Bukan tidak mungkin Jakarta akan menjelma sebagai magnet baru wisata dan ekonomi kreatif dunia setara dengan kota-kota global lainnya seperti Bangkok, Tokyo, Seoul, Paris, dan New York,” ujarnya, Kamis (25/9).
Iwan menjelaskan, penyelenggaraan JEF Dialogue menjadi wadah untuk mempertemukan ide dan inovasi antara praktisi sektor pariwisata dengan berbagai institusi terkait. Hasil dialog ini nantinya akan menjadi masukan utama dalam sesi policy discussion yang rencananya dilaksanakan pada Oktober 2025 mendatang.
“Harapannya, dapat menghasilkan langkah nyata bagi kemajuan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Jakarta,” ucapnya.
Iwan mengutarakan bahwa perekonomian Jakarta kini semakin ditopang oleh sektor jasa yang memiliki pangsa hingga 56,4 persen dari total perekonomian Jakarta. Sektor ini mencakup perdagangan, transportasi, akomodasi, makan-minum, kesenian, hiburan, hingga jasa profesional maupun kreatif. Ia mengatakan, sebagian besar bidang usaha tersebut tercakup dalam pariwisata dan ekonomi kreatif yang mampu memberikan multiplier effect besar.
“Sebagai contoh event BTN Jakarta International Marathon (JAKIM) yang digelar pada Juni lalu. Berdasarkan analisis BI, kegiatan tersebut memberikan nilai tambah ekonomi mencapai Rp55,72 miliar serta melibatkan sekitar 1.081 tenaga kerja. Hal ini membuktikan bahwa sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mampu mendorong pertumbuhan ekonomi secara signifikan,” katanya.
Ia menyampaikan, Jakarta memiliki potensi besar dilihat dari budaya Betawi yang berakulturasi dengan kemajemukan warganya, keindahan alam di daratan maupun Kepulauan Seribu, serta kekayaan heritage yang dipadukan dengan infrastruktur modern. Ditambah lagi, Jakarta baru-baru ini masuk daftar 17 kota dengan transportasi publik terbaik dunia.
“Dari sisi industri kreatif, ekosistem film, musik, fesyen, dan digital semakin berkembang, ditopang oleh startup, e-commerce, hingga promosi pariwisata berbasis media sosial. Semua faktor tersebut diyakini menjadikan Jakarta berpotensi setara bahkan melampaui kota global lainnya,” tandasnya.