Jumat, 19 September 2025 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Andry 1069
(Foto: Budhi Firmansyah Surapati)
Koordinatoriat Wartawan Balaikota dan DPRD DKI Jakarta (Balkoters) menggelar kegiatan Balkoters Talk di Persroom Wartawan Balaikota DKI Jakarta.
"Saat ini Jakarta tengah berupaya menata diri,"
Kegiatan yang mengangkat tema Implementasi smart water manajemen untuk 100 persen Layanan Air Jakarta ini dihadiri Koordinator Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Firdaus Ali, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Basori Baco dan Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin.
Ketua Koordinatoriat Wartawan Balaikota dan DPRD DKI Jakarta, Sammy Edward Watimena menjelaskan, pihaknya sengaja mengangkat tema ini lantaran air bersih merupakan isu fundamental. Kegiatan ini diikuti puluhan wartawan media yang sehari-hari bertugas di lingkungan Balai Kota dan DPRD DKI Jakarta.
"Saat ini Jakarta tengah berupaya menata diri menjadi salah satu top 20 kota global dan mencanangkan bisa 100 persen pipanisasi di 2030," katanya, Jumat (19/9).
Selain itu, isu terkait kebocoran air atau non revenue water (NRW) hingga 45 persen juga masih menjadi sorotan. Kemudian, rencana perubahan status dari Perusahan Umum Daerah (Perumda) menjadi Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda) juga tengah proses.
Karena itu, Sammy berharap kegiatan ini bisa memberikan insight bagi jurnalis Balkoters agar memudahkan mereka dalam membuat berita. Selain itu, momentum ini menurutnya juga menjadi ruang bagi Pemprov, DPRD dan BUMD untuk menjelaskan beragam program prioritas terkait.
"Sisi lainnya, kami harap dialog dalam forum ini juga bisa memberi masukan agar kualitas layanan ke publik semakin baik," tegasnya.
Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin mengapresiasi kegiatan Balkoters Talks yang diinisiasi Koordinatoriat Wartawan Balaikota dan DPRD DKI Jakarta.
Kesempatan ini dimanfaatkan Arief untuk memaparkan smart water manajemen melalui digitalisasi dan superapps yang selama ini dikembangkan jajarannya.
Arief juga menegaskan terus berupaya mengatasi NRW dengan melakukan pembaharuan pipanisasi. Pihaknya juga tengah mengembangkan satu sistem billing yang terintegrasi dengan superapss.
Selanjutnya, pengembangan layanan yang saat ini baru menjangkau sekitar 74 persen, ditargetkan Arief, bisa meningkatkan hingga 78 persen di akhir September 2025 ini.
Ia mengakui, untuk mengimplementasikan berbagai peningkatan ini dibutuhkan keleluasaan fiskal. Karena itu, pihaknya mengajukan perubahan status menjadi Perseroda agar PAM Jaya bisa memperoleh dana segar melalui penjualan saham hingga 30 persen.
Perubahan status ini dipastikan Arief tidak bertujuan memprivatisasi, tapi lebih sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan dan profesionalisme perusahaan.
"Kami berharap forum seperti ini bisa dilaksanakan rutin oleh Balkoters. Kalau bisa mengundang kami dua bulan sekali," tambahnya.
Koordinator Staff Khusus Gubernur DKI Jakarta, Firdaus Ali menjelaskan, perkembangan dunia saat ini yang dihuni hingga 8,7 milliar jiwa berpotensi mengakibatkan persoalan krisis iklim dan air. Sebab, sesuai kalkulasi yang dibuatnya, daya tampung ideal dunia hanya di kisaran 5,7 milyar.
Karena itu, meski DKI Jakarta dialiri 13 sungai dan kali, persoalan air bila tidak dikelola dengan baik bisa menjadi bencana. Selain menekankan pentingnya sumber baku air selain dari Jati Luhur, Firdaus juga mengingatkan semua pihak untuk menjaga kualitas air dalam kota yang ada dengan tidak mengotori sungai agar nantinya bisa diolah menjadi air bersih.
Kemudian, Firdaus juga menegaskan pentingnya upaya menjaga penggunaan air tanah agar tidak memicu penurunan muka tanah lebih parah. Karenanya, upaya pipanisasi hingga 100 persen merupakan keharusan yang harus dicapai oleh PAM Jaya.
Ia mengakui, upaya pengembangan layanan hingga 100 persen dan mengentaskan NRW dengan pipanisasi membutuhkan anggaran besar. Karana itu, upaya kreatif PAM Jaya mencari sumber pembiayaan diyakini bisa menjadi solusi.
Pelibatan banyak pihak dalam kepemilikan saham justru menurut Firdaus akan menambah penguatan pengawasan. Sehingga muaranya akan meningkatkan kualitas layanan dan keterbukaan yang baik untuk membangun kepercayaan publik.
"Ini ruang baru bagi PAM Jaya transformasi diri untuk transparansi sehingga timbul trust ke manajemen tata kelola air. Dan dengan smart water manajemen akan mengganti pengelolaan air cara konvensional," tandasnya.