Rano Bacakan Orasi Kebudayaan di Pertemuan Penyair Nusantara

Sabtu, 13 September 2025 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Erikyanri Maulana 844

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno membacakan orasi kebudayaan

(Foto: Mochamad Tresna Suheryanto)

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno tampil membacakan orasi kebudayaan dalam kegiatan Pertemuan Penyair Nusantara XIII di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.

"Karena juga seorang seniman,"

Kegiatan yang diikuti 128 peserta dan 70 peninjau penyair dari seluruh Indonesia, juga dihadiri oleh perwakilan penyair dari negara-negara ASEAN.

"Karena juga seorang seniman, saya tidak mau membacakan sambutan. Boleh dong kalau saya orasi kebudayaan," ujar Rano di hadapan audiens, Jumat (12/9) malam.

Dalam orasi kebudayaan yang disampaikan, Rano mengangkat tema Jakarta sebagai Kota Sastra Global. Dengan nada yang menyentuh dan sarat makna, Rano mengawali orasinya menyapa serta mengapresiasi kegiatan.

Dipaparkan Rano, Jakarta merupakan kota yang mau mendengar, menampung perbedaan dan terbuka bagi siapa saja yang datang membawa niat baik. Karakter ini menurut Rano tidak lepas dari budaya Jakarta yang terbangun dari heterogenitas dan bahkan bisa merangkul perbedaan sehingga mampu tumbuh sebagai episentrum perkembangan kesenian serta kebudayaan.

Jakarta juga telah mendapat pengakuan dari UNESCO pada 2021 sebagai City of Literature. Penghargaan ini menurutnya tidak sekadar keberhasilan, tapi juga sebagai sebuah amanah agar Jakarta menjaga dan memperluas ekosistem literasinya lewat sekolah dengan membuka jendela bacaan, taman yang menyediakan kursi untuk menyimak senja, perpustakaan yang tak gentar membuka katalog, penerbit yang berani mencoba penulis baru, serta panggung yang ramah bagi pembacaan puisi dan musik kata.

Dikatakan Rano, seiring dengan tidak lagi menjadi ibu kota, Jakarta tengah bertransformasi menjadi kota global dan saat ini tengah bekerja keras agar bisa masuk ke jajaran 20 besar pada tahun 2045 mendatang. Namun demikian, dipastikan Rano pembangunan yang dilakukan tidak akan meninggalkan ciri khas dan kebudayaan.

Ia meyakinkan, kebudayaan bukan hanya pelengkap pembangunan, melainkan mesin penggerak ekonomi kreatif. Karena pembangunan Jakarta menuju kota global dunia dipastikannya akan menjaga kebijakan memperlakukan kebudayaan sebagai infrastruktur yang mengalirkan makna sebagaimana pipa mengalirkan air.

Untuk bisa merealisasikan hal tersebut, Rano mengaku telah menyusun konsep bersama Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung sebagai langkah-langkah kerja. Pertama, Jakarta akan menghidupkan kembali konsep taman sebagai tempat berkumpul warga, bukan sekadar hiasan kota dengan memperbanyak “ruang ketiga” berupa taman, balai warga dan sudut-sudut baca yang menyediakan pertemuan lintas identitas.

Menurutnya, taman disiapkan sebagai lokasi pentas akustik bersanding dengan pembacaan puisi, tempat kelas menulis gratis bertetangga dengan senam emak-emak dan tempat anak-anak menyentuh buku pertama mereka tanpa harus takut salah. Kedua, Rano menegaskan bersama Pram, ingin memperkuat ekosistem literasi: memperluas program residensi penulis, dan mendorong “diplomasi buku” dengan kota-kota sahabat.

Langkah ketiga, merancang model penghargaan sastra yang kredibel dan inklusif. Dengan begitu, Ia menegaskan penghargaan bukanlah “puncak podium” semata, melainkan sistem yang memacu kualitas, membangun perbincangan, dan memberi kalender bagi publik untuk menantikan karya-karya terbaik.

Karena itu, sambung Rano, penganugerahan juga harus dibarengi dengan workshop, kurasi, dan diskusi publik sebagai proses belajar sebuah kota seperti Jakarta. Karenanya ia menyampaikan apresiasi kegiatan PPN XIII ini yang menempatkan perbincangan ini secara khusus, dengan cara yang menarik.

Ketua Dewan Pengarah Pertemuan Penyair Nusantara XIII, Imam Ma'arif mengapresiasi dukungan Pemprov DKI Jakarta terhadap penyelenggaraan kegiatan yang dilaksanakan di empat lokasi yakni, TIM, Perpustakaan Nasional, Monas dan Badan Bahasa Rawamangun.

Kegiatan juga dihadiri oleh peserta Dair negara ASEAN seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand dan Singapura. Ia berharap, pertemuan ini tidak sekadar menjadi lepas kangen tapi juga menghasilkan resolusi untuk situasi sosial kekinian mulai dari nasional hingga internasional.

"Kita harus memikirkan kondisi Indonesia dengan gerakan nyata. Perjuangan penyair tidak dengan senjata, aksi unjuk rasa dan demonstrasi, tapi dengan kata-kata," tandasnya.

BERITA TERKAIT
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno foto bersama saat m kunjungan kerja ke Kantor BKOW

Wagub Ingin Kantor BKOW DKI Dibenahi

Jumat, 12 September 2025 1061

 Rano Beberkan Fokus utama Global City Programs DKI

Rano Beberkan Fokus Utama Global City

Senin, 08 September 2025 1724

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno menegaskan, revitalisasi pasar tradisional

Rano: Revitalisasi Pasar akan Dilaksanakan Bertahap

Kamis, 11 September 2025 1079

BERITA POPULER
Rapat paripurna jawaban Gubernur soal APBD 2026 dan PAM Jaya

DPRD Gelar Paripurna Jawaban Gubernur tentang APBD 2026 dan PAM Jaya

Senin, 08 September 2025 3361

Sejumlah kios di area Blok M Hub

Pramono Sebut UMKM Antusias Pindah ke Blok M Hub

Minggu, 07 September 2025 3076

Petugas Puskesmas Cilandak memeriksa tensi seorang lansia

Pasukan Putih Diharapkan Jadi Garda Terdepan Perawatan Lansia

Minggu, 07 September 2025 3020

Website Produk RW Dinas Dukcapil Hadirkan Data Kependudukan

Website ‘Produk RW’ Hadirkan Data Kependudukan Hingga Tingkat RT

Jumat, 12 September 2025 1473

Awan tebal menggelayut di langit Jakarta

BPBD Ingatkan Cuaca Ekstrem Beberapa Hari ke Depan

Kamis, 11 September 2025 1787

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks