Senin, 05 Mei 2025 Reporter: Anita Karyati Editor: Toni Riyanto 180
(Foto: doc)
Sebanyak 67 kasus kebakaran terjadi di Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu selama Januari hingga April 2025. Pemicu utama terjadinya peristiwa kebakaran ini masih didominasi akibat korsleting listrik.
"Meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran"
Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, Gatot Sulaeman mengatakan, dari total 67 kejadian kebakaran, 40 di antaranya dipicu korsleting, enam kebocoran gas, dan dua pembakaran sampah.
"Ada juga dua kasus penyalaan api kembali, enam akibat puntung rokok dibuang sembarangan, serta faktor pemicu lain-lain dengan jumlah 11 kejadian," ujarnya, Senin (5/5 ).
Gatot menjelaskan, berdasarkan lokasi, kebakaran bangunan di lingkungan permukiman mencapai 28 kejadian, bangunan umum dan perdagangan sembilan, bangunan industri tiga, dan lima kejadian kendaraan bermotor.
Kemudian, sebanyak 10 kejadian di instalasi luar gedung, satu lokasi tumbuhan, satu lapak, tujuh lokasi sampah, dan tiga di lokasi kejadian lain-lain.
"Total kerugian akibat kebakaran selama Januari hingga April ini mencapai sekitar
Rp 18,5 miliar. Tercatat ada satu korban jiwa dan 16 luka-luka," terangnya.Menurutnya, kebakaran paling banyak terjadi pada Maret dengan jumlah 25 kejadian, Januari 14 kejadian, Februari 12 kejadian, dan 16 peristiwa kebakaran di bulan April.
"Kasus kebakaran empat bulan di 2025 ini mengalami kenaikan lima persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu," bebernya.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan lebih berhati-hati, khususnya terhadap penggunaan instalasi listrik untuk meminimalisir terjadinya peristiwa kebakaran.
"Kami rutin melakukan sosialisasi dan edukasi pencegahan bahaya kebakaran. Warga perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran. Apabila terjadi kebakaran, warga bisa melapor dengan menghubungi layanan Jakarta Siaga 112," tandasnya.