Rabu, 06 November 2024 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 1015
(Foto: Istimewa)
Revitalisasi Pasar Muara Karang telah dimulai sejak Februari 2024 untuk menjaga dan meningkatkan potensi pasar sebagai ikon kuliner pesisir.
Ditargetkan selesai pada Desember 2025, Pasar Muara Karang diharapkan tidak hanya mempertahankan predikatnya sebagai surga kuliner laut, tetapi juga meningkatkan daya tariknya sebagai destinasi kuliner dan rekreasi di Jakarta Utara.
Revitalisasi ini juga terinspirasi dari transformasi sukses pasar-pasar tradisional lainnya di Jakarta, seperti Pasar Santa di Jakarta Selatan dan Pasar Gembrong di Jakarta Timur. Keduanya telah berubah dari citra pasar yang kumuh menjadi destinasi populer bagi generasi muda, khususnya Gen-Z, yang tertarik untuk bersosialisasi, berbelanja dan menikmati kuliner lokal.
Direktur Teknik dan Pengembangan PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Dian Takdir mengatakan, proses revitalisasi ini dikelola oleh Jakpro, yang telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan konsultan untuk menyusun desain pembangunan.
Ia menyampaikan, proyek ini diperkirakan akan membawa keuntungan ekonomi sebesar 14,64 persen, dengan pendapatan yang dihasilkan dari sewa area komersial,
foodcourt , pusat olahraga, iklan dan parkir.“Investasi ini memiliki jangka waktu pengembalian yang relatif singkat, yaitu sekitar 8,8 tahun yang merupakan periode normal untuk proyek revitalisasi,” ujarnya, Rabu (6/11).
Iwan menjelaskan, saat ini, revitalisasi Pasar Muara Karang sudah memasuki berbagai tahapan, termasuk pengurusan izin lingkungan seperti Amdal dan Pertek, sosialisasi dan relokasi pedagang, serta proses pencarian tender untuk pembangunan pasar utama.
“Pembangunan ini ditargetkan memakan waktu kurang dari satu tahun, sehingga pasar utama dapat kembali digunakan oleh pedagang pada Desember 2025,” katanya.
Ia menjelaskan, revitalisasi ini akan mengubah pasar menjadi pusat kuliner pesisir modern yang dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi lokal dan daerah.
“Identitas Pasar Muara Karang sebagai ‘surga kuliner laut’ akan diperkuat dengan proyek ini, memberikan pengalaman yang lebih modern namun tetap autentik,” ucapnya.
Iwan berharap, dengan revitalisasi ini Pasar Muara Karang tidak hanya menjadi ruang yang lebih nyaman bagi masyarakat Jakarta untuk menikmati kuliner laut, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan interaksi sosial di kawasan ini.
“Pasar ini akan menjadi simbol harmoni antara tradisi dan modernisasi, sebuah destinasi kuliner pesisir yang siap menyambut semua kalangan,” tandasnya.
Sebagai informasi, Muara Karang, sebuah kawasan padat penduduk di pesisir utara Jakarta, telah lama dikenal sebagai pusat distribusi hasil laut yang ramai dan surga kuliner yang menggugah selera.
Dahulu, kawasan ini hanyalah rawa-rawa yang pada medio 1980-an mulai berkembang dengan hadirnya berbagai lapisan masyarakat yang menetap di sini, termasuk komunitas Tionghoa yang berperan dalam menciptakan identitas kuliner khas di sepanjang Jalan Muara Karang.
Di jantung kawasan ini terdapat Pasar Muara Karang, yang sejak berdirinya menjadi pusat distribusi penting bagi hasil tangkapan nelayan dari pesisir Jakarta dan Kepulauan Seribu.
Berbagai jenis ikan segar dapat ditemukan di sini, dan pengunjung juga bisa langsung menikmati hidangan laut yang diolah di kios-kios sekitar pasar, menjadikannya daya tarik tersendiri bagi pecinta kuliner laut. Pasar ini bukan hanya tempat untuk berbelanja, tetapi juga ruang interaksi sosial yang dinamis.