Program Ikan Cupang Tekan Jumlah Penderita DBD

Jumat, 26 September 2014 Reporter: TP Moan Simanjuntak Editor: Widodo Bogiarto 10656

Program Ikan Cupang Tekan Jumlah Penderita DBD

(Foto: doc)

Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Jakarta Barat mengalami penurunan signifikan, setelah sempat melonjak pada bulan Maret dan April lalu. Selain gencar melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan sosialisasi 3M (mengubur, menguras dan menutup), program pemberdayaan ikan cupang diklaim juga mampu menekan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.

Karena ikan cupang memiliki kemampuan memakan jentik nyamuk dengan cepat. Jadi semenjak kami galakkan kegiatan itu, ada penurunan kasus DBD

“Selain PSN dan program 3M untuk pencegahannya, sejak tahun ini kami juga menebar ikan cupang dalam akuarium, bak mandi atau kolam penampungan air. Karena ikan cupang memiliki kemampuan memakan jentik nyamuk dengan cepat. Jadi semenjak kami galakkan kegiatan itu, ada penurunan kasus DBD,” kata Widyastuti, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Jumat (26/9).

Widyastuti mengatakan, program tentang pemberdayaan ikan cupang tersebut sudah dilakukan pihaknya di Kecamatan Palmerah. Saat ini hasilnya sudah terlihat dengan adanya penurunan penderita DBD di Kecamatan Palmerah.

"Palmerah ini percontohan untuk program pemberdayaan ikan cupang. Tahun lalu sebagai kecamatan tertinggi kasus DBD, tetapi tahun ini sudah menurun dan berpindah ke Cengkareng," ujar Widyastuti.

Widyastuti menuturkan, saat ini pemberdayaan ikan cupang sedang menyasar wilayah Kembangan Utara. Karena wilayah tersebut adalah wilayah kelurahan yang sedang rawan DBD. "Kecamatan Cengkareng wilayah yang rawan, tetapi untuk tingkat Kelurahannya Meruya Utara. Indikasi dari banyaknya kasus bisa dilihat dari lingkungannya serta perilaku warganya," jelasnya.

Namun, meski kasus DBD mulai mengalami penurunan, dirinya menyayangkan belum banyaknya warga yang sukarela menjadi juru pemantau jentik (jumantik).  "Padahal idealnya dalam satu RT sedikitnya memiliki satu orang jumantik. Karena ini sifatnya kerja sosial jadi kami kesulitan mencari kader jumantik. Akhirnya masih ada kader dari RT lain yang dipinjam ke RT yang belum memiliki kader," paparnya.

Widyastuti berharap, tren penurunan kasus DBD di Jakarta Barat bisa terus berlanjut dengan mewaspadai indeks Angka Bebas Jentik (ABJ) di setiap lingkungan. "Kita harus bersinergi agar kasus penderita DBD dapat ditekan sekecil-kecilnya," tukasnya.

Dari data Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, pada bulan Januari sebanyak 166, Februari 260 kasus, Maret 364 kasus, April 431 kasus. Kemudian pada Mei 293 kasus, Juni 256 kasus, Juli 159 kasus, Agustus 137 kasus dan September 36 kasus.

BERITA TERKAIT
Hingga September Penderita DBD di Jakut Capai 915 Kasus

231 Warga Kramatjati Terserang DBD

Kamis, 25 September 2014 4360

Hingga September Penderita DBD di Jakut Capai 915 Kasus

915 Orang Terjangkit DBD di Jakut

Rabu, 10 September 2014 4367

Kader Jumantik

6 Bulan Honor Kader Jumantik Belum Dibayar

Senin, 25 Agustus 2014 9337

Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat meminta agar wilayah tersebut segera dilakukan pemogingan

548 Orang Terserang DBD

Minggu, 18 Mei 2014 5684

BERITA POPULER
Warga Diminta Waspadai ISPA di Musim Pancaroba

Warga Diminta Waspada ISPA di Musim Pancaroba

Kamis, 13 November 2025 1935

Presentasi E-Monev KIP 2025

31 Kelurahan Ikut Tahap Presentasi E-Monev KIP 2025

Senin, 17 November 2025 488

RPPLH Jakarta, Tantangan Lingkungan Hidup

Tantangan Lingkungan Makin Kompleks, Jakarta Susun RPPLH

Jumat, 14 November 2025 927

Seribu Lansia Rayakan 15th World Angklung's Day di CFD Bundaran HI

1.000 Lansia Mainkan Angklung di Bundaran HI

Minggu, 16 November 2025 566

Petugas Distamhut memangkas pohon antisipasi tumbang

Antisipasi Cuaca Ekstrem, Posko Pohon Tumbang Siaga 24 Jam

Senin, 17 November 2025 380

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks