Kamis, 18 September 2025 Reporter: Anita Karyati Editor: Toni Riyanto 336
(Foto: Anita Karyati)
Suku Dinas (Sudin) Perpustakaan dan Kearsipan Jakarta Utara menggelar acara Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip (GNSTA) tahun 2025 yang dikemas dengan kegiatan talkshow.
"Meneguhkan komitmen kita bersama untuk menjaga arsip"
Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Kantor Sudin Pusip Jakarta Utara ini
diikuti 80 peserta terdiri dari mahasiswa dan perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat.
Kepala Sudin Pusip Jakarta Utara, Gunas Mahdianto mengatakan, GNSTA kali ini diisi dengan talkshow bertajuk "Jakarta Connect: 500 Tahun Jejaring Budaya", sekaligus pemberian penghargaan kepada arsiparis.
Menurutnya, arsip dan sejarah bukan sekadar catatan yang beku, melainkan sumber pengetahuan yang hidup. Kegiatan GNSTA bukan hanya gerakan administratif, melainkan gerakan kebudayaan dan pengetahuan.
"Arsip memberi kita kesempatan untuk meninjau ulang identitas, mengkritisi narasi, dan merumuskan masa depan dengan fondasi yang kuat," ujarnya, Kamis (18/9).
Ia menjelaskan, dalam kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yang berkompeten yakni, tokoh sejarawan, Asep Kambali; dan budayawan Betawi, Yahya Andi Saputra.
"Selama kegiatan kita dapat menafsir ulang perjalanan panjang Jakarta sebagai kota pelabuhan, era kolonial, hingga kota global kontemporer. Kota ini telah menjadi laboratorium pertemuan budaya, ekonomi, dan politik lintas bangsa," terangnya.
Ia berharap, melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda tentang pentingnya arsip sebagai memori kolektif bangsa. Sebab, arsip dan sejarah Jakarta bukan hanya perlu dikenang, namun dipelajari, dipahami, dan diwariskan dengan penuh tanggung jawab.
"Mudah-mudahan kegiatan ini memberikan manfaat yang luas, meneguhkan komitmen kita bersama untuk menjaga arsip
. Kita harus merawat sejarah dan memperkuat identitas Jakarta sebagai kota global yang berakar pada budaya," ungkapnya.Tokoh Budayawan Betawi, Yahya Andi Saputra menyampaikan apresiasi kepada Sudin Pusip Jakarta Utara yang telah menyelenggarakan kegiatan tersebut.
Ia menegaskan, arsip adalah gudang sejarah, dengan merawat arsip artinya juga melestarikan budaya dan sejarah.
"Kegiatan ini sangat bagus, efektif, dan edukatif bagi generasi muda, khususnya. Selain mendapatkan pemahaman sejarah jakarta, kita juga bisa saling bersilaturahmi," imbuhnya.
Ia menginginkan, melalui kegiatan ini masyarakat khusunya generasi muda sadar akan pentingnya budaya dan sejarah. Terutama, Jakarta yang sebentar lagi akan memasuki usia 500 tahun, ini bukan waktu yang sebentar. Maka masyarakat harus bisa menyimpan (arsip) sejarah ini dengan sebaiknya.
"Saya harap kegiatan seperti ini bisa lebih sering-sering diadakan. Saya berpesan kepada generasi muda untuk lebih sering ke perpustakaan membaca kearsipan sejarah, jangan hanya bermain sosial media," ajaknya.
Sementara itu, salah seorang peserta yang merupakan mahasiswa Universitas Yarsi, Prodi Perpustakaan, Shafa Khairunnisa (20) mengaku senang mengikuti kegiatan ini karena tidak hanya mengetahui tentang kearsipan, namun juga mendapat wawasan tentang sejarah Jakarta.
"Acara hari ini seru bangat. Kita juga ada dialog terkait sejarah Jakarta, hal ini jarang saya dengarkan. Sekarang saya menjadi tahu perjalanan Jakarta, apalagi kini akan menjadi kota global. Saya berharap kota Jakarta semakin maju dan sukses," tandasnya.