Mengenal Komunitas Kampung Kreatif Bacili di Kebon Baru

Rabu, 24 Juli 2019 Reporter: Rudi Hermawan Editor: Andry 3917

 Mengenal Komunitas Kampung Kreatif Bacili di Kebon Baru

(Foto: Rudi Hermawan)

Bermukim di bantaran Kali Ciliwung rupanya tak membuat warga RW 04, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan kehilangan akal menghadapi tuntutan ekonomi. Berbekal kreativitas dan kepedulian terhadap sesama, sejumlah kaum urban atau pendatang yang mengadu nasib di kawasan ini mendirikan sebuah komunitas bernama Kampung Kreatif Bacili.

Saya ingin setiap rumah tidak hanya sebagai tempat istirahat, tapi berkreativitas,

Di komunitas tersebut, warga diajarkan cara menambah penghasilan melalui bekal pelatihan seni teater, seni rupa, seni musik dan kerajinan tangan dari sejumlah mahasiswa perguruan tinggi yang bergabung menjadi relawan.

Ketua Komunitas Kampung Kreatif Bacili, Buchari (50) mengatakan, umumnya, warga yang tinggal di kawasan ini berekonomian pas-pasan dengan mata pencaharian berdagang. Melihat kondisi itu, sejumlah warga akhirnya berinisiatif membentuk komunitas yang bisa menjadi tempat berkumpul, berkreativitas dan membangkitkan perekonomian bersama-sama.

"Saya ingin setiap rumah tidak hanya sebagai tempat istirahat, tapi berkreativitas. Ada kegiatan ekonomi kreatif di sana," ujarnya, Rabu (24/7).

Ia menuturkan, dalam komunitas ini, pihaknya menggandeng relawan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan Universitas Bina Nusantara (Binus). Para relawan inilah yang memberikan edukasi dan beragam pelatihan kepada warga sekitar.

"Komunitas ini berdiri September 2012 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta saat itu, Fauzi Bowo. Saat ini anggota komunitas kita ada 60 orang. Awalnya hanya empat orang dan ibu-ibu rumah tangga. Kemudian anak muda juga tertarik. Ada yang ikut teater, musik, seni rupa, kerajinan dan sebagainya," tuturnya.

Menurut Buchari, hingga kini, sejumlah karya seni batik, mural hingga barang kerajinan tangan seperti suvenir berbentuk kepala ondel-ondel telah dihasilkan. Karya mural yang dibuat di komunitas ini harus memiliki pesan moral seperti ajakan tidak membuang sampah sembarangan.

"Di kampung ini pengunjung bisa membeli suvenir seperti ondel-ondel, topeng, batik serta melihat kesenian tari," ungkapnya.

Ia berharap, ke depan, komunitasnya ini terus berjalan dan melahirkan generasi baru yang lebih muda agar bisa mengeluarkan ide-ide lebih baik lagi.

"Ke depan, kami ingin kampung ini menjadi destinasi wisata," tandasnya.

BERITA TERKAIT
Mengenal Komunitas Masyarakat Peduli Lingkungan Kali Krukut

Mengenal Komunitas Masyarakat Peduli Lingkungan Kali Krukut

Minggu, 21 Juli 2019 4931

Belajar Alat Musik Biola di Taman Suropati

Belajar Alat Musik Biola di Taman Suropati

Senin, 08 Juli 2019 4633

BERITA POPULER
Ribuan Satuan Pendidikan di Jakarta Ikuti Urban Sustainability Education 2025

1.799 Pelajar Ikuti Urban Sustainability Education 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 1809

Pramono Anung Melaunching PAM Jaya JEKATE Running Series

Pramono Resmikan Ceremony Kick Off PAM Jaya JEKATE Running Series

Minggu, 07 Desember 2025 1019

Seorang warga menggunakan payung berjalan saat cuaca hujan

Hujan Diprediksi Basahi Jakarta Hari Ini

Kamis, 04 Desember 2025 1348

Ratusan penari mengikuti kegiatan Tari Massal di Pantai Sunrise

Aksi Tari Massal di Pantai Sunrise Perkuat Daya Tarik Wisata Budaya

Sabtu, 06 Desember 2025 875

Pramono menggunakan QRIS Tap untuk memasuki Stasiun LRT Pegangsaan Dua

Pramono Resmikan QRIS Tap dan Ruang Baca di Stasiun LRT Pegangsaan Dua

Kamis, 04 Desember 2025 1222

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks