Museum Arsip Nasional Kurang Diminati

Senin, 05 Mei 2014 Reporter: Hendi Kusuma Editor: Agustian Anas 144758

Museum Arsip Nasional Kurang Diminati Wisatawan Lokal

(Foto: Hendi Kusuma)

Minat masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta untuk mengunjungi Museum Gedung Arsip Nasional sangat rendah. Hal itu terlihat dari jumlah wisatawan lokal yang mengunjungi museum tersebut.

Kalau wisatawan domestik paling sekitar lima orang per hari. Sedangkan wisatawan asing berkisar 20 orang. Kebanyakan mereka dari Belanda, Jepang, dan Taiwan

Berdasarkan data yang diperoleh, setiap harinya hanya ada lima wisatawan demestik yang berkunjung ke museum yang terletak di Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat tersebut. Sedangkan wisatawan mancanegara bisa mencapai 20 orang.

"Kalau wisatawan domestik paling sekitar lima orang per hari. Sedangkan wisatawan asing berkisar 20 orang. Kebanyakan mereka dari Belanda, Jepang, dan Taiwan," ujar Sirojudin, pemandu wisata sekaligus petugas keamanan museum, Minggu (4/5).

Padahal, kata Sirojudin, Museum Arsip Nasional cukup memliki daya tarik dan menyimpan 200 benda bersejarah dan surat arsip peninggalan dari kerajaan nusantara dan pemerintah Hindia Belanda. "Ada 200 barang peninggalan sejarah dan surat arsip yang dikoleksi di museum ini," kata Sirojudin.

Barang-barang peninggalan sejarah itu berupa kursi dan lemari peninggalan kesultanan di nusantara, senjata dan perlengkapan perang dari berbagai kesultanan, senjata pemerintah Hindia Belanda seperti meriam dan senjata api. Selain itu juga ada gong dari kerajaan Jawa, terakhir yang paling banyak adalah arsip surat-surat kerjasama antara kesultanan dengan kesultanan lain, dan ada juga kerjasama antara kesultanan dan pemerintah Hindia Belanda.

"Kebanyakan adalah arsip surat-surat kerjasama antara kesultanan dengan kesultanan semua ditulis dalam bahasa Arab, untuk terjemahaan ada di kantor pusat arsip Jl Ampera Cilandak. Sementara yang lain-lain adalah barang peninggalan Hindia Belanda," ungkapnya.

Sekadar diketahui, gedung Museum Arsip Nasional didirikan pada tahun 1750 sebagai rumah tinggal Gubernur Jenderal Reyner de Klerk. Gedung tersebut dibangun dengan di kelilingi parit yang dalam guna mempertahankan kota Batavia terhadap serangan dari Banten atau Mataram. Namun pada abad ke-19, rumah tersebut beralih fungsi menjadi panti asuhan untuk anak yatim piatu, setelah itu bangunan tersebut mengalami beberapa pemugaran hingga akhirnya tahun 1992 bangunan tersebut menjadi tempat penyimpan arsip nasional. Tahun 1995, para pengusaha Belanda mengumpulkan dana untuk pemugaran pembangunan rumah De Klerk dan diberikan kepada pemerintah RI sebagai hadiah 50 tahun kemerdekaan Indonesia.

BERITA TERKAIT
smk kunjungi museum istimewa

Siswa di Jaksel Wajib Kunjungi Museum

Minggu, 27 April 2014 6874

Mulai dari wisata alam, wisata belanja, wisata ziarah, dan wisata kuliner.

Jakbar Promosi Wisata di Majapahit Travel Fair

Jumat, 25 April 2014 12597

Pemprov DKI Lucurkan Dua Unit Kontiner Perpustakaan Keliling

DKI Luncurkan 2 Truk Kontainer Perpustakaan Keliling

Jumat, 02 Mei 2014 7250

asjid tertua di Jakarta, Masjid Jami' Al 'Atiq yang terletak di Jl. Masjid I No. 3, Kampung Melayu B

Masjid Al Atiq Sisa Kejayaan Sultan Ageng Tirtayasa

Sabtu, 12 April 2014 146644

pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Kota Tua tampaknya tidak membuat jera para PKL untuk kembali ber

PKL Kembali Marak di Kawasan Kota Tua

Selasa, 08 April 2014 6311

BERITA POPULER
Website Produk RW Dinas Dukcapil Hadirkan Data Kependudukan

Website ‘Produk RW’ Hadirkan Data Kependudukan Hingga Tingkat RT

Jumat, 12 September 2025 1989

Rano Karno memberikan kata sambutan pada pembukaan Canisius Expo 2025

Rano Karno: Budaya Bisa Jadi Kekuatan Persatuan Jakarta

Sabtu, 13 September 2025 1531

Awan tebal menggelayut di langit Jakarta

BPBD Ingatkan Cuaca Ekstrem Beberapa Hari ke Depan

Kamis, 11 September 2025 2227

Acara Launching MPP Digital dan Diseminasi Penyampaian LKPM

UP PM-PTSP Duren Sawit Luncurkan MPP Digital

Kamis, 11 September 2025 2176

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menyampaikan komitmen Pemerintah

Pramono Minta Pekerjaan Galian Terkoordinasi

Kamis, 11 September 2025 2180

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks