Jakarta Timur -
Perguruan Silat di lingkungan Kecamatan Cipayung menggelar Deklarasi Jaga Jakarta, di Asyik Resto, Jalan Raya Setu, Kelurahan Setu, Kecamatan Cipayung, Sabtu (22/11/2025).
Kegiatan yang diinisiasi Persilatan Putra Betawi tersebut menjadi wadah kolaborasi antara pemerintah, tokoh masyarakat, dan komunitas persilatan dalam menjaga stabilitas lingkungan yang aman, nyaman, dan damai. Kegiatan dibuka langsung Camat Cipayung, Diman.
Diman menegaskan deklarasi merupakan komitmen bersama untuk menjaga Jakarta, baik dari aspek pembangunan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Melalui kegiatan ini sudah jelas komitmen kita bersama dalam menjaga Jakarta, bukan hanya dari sisi keamanan saja tetapi juga pembangunan dan kesejahteraan warga,” ujarnya.
Kegiatan turut dimeriahkan dengan penampilan silat dari anak-anak perguruan. Ini menurutnya bukti nyata upaya pelestarian budaya Betawi sejak dini.
“Tadi kita melihat langsung penampilan silat dari anak-anak. Artinya, di sini kita memupuk kelestarian budaya Betawi dan terus membumikan silat di Kota Jakarta Timur,” tambahnya.
Selain deklarasi, acara juga dirangkai dengan kegiatan santunan bagi anak yatim piatu sebagai bentuk kepedulian sosial dari komunitas persilatan.
Sementara itu, Ketua Harian Persilatan Putra Betawi, Zarkasih, menyampaikan komitmennya untuk terus mendukung program pemerintah, khususnya dalam menjaga keamanan dan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat.
“Kami siap mendukung penuh program pemerintah dalam Jaga Jakarta,” tegasnya.
Dengan terlaksananya deklarasi ini, diharapkan kolaborasi antara perguruan silat dan pemerintah dapat semakin memperkuat ketertiban dan keharmonisan di wilayah Cipayung dan Jakarta Timur pada umumnya.
Di sisi lain, Ketua RW 02 Kelurahan Setu, H.Maah, menyambut deklarasi yang juga digelar dalam memperingati Hari Pahlawan 10 November. Kegiatan juga memberikan apresiasi kepada anak muda dan salah satu petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) yang menemukan bayi masih hidup saat kerja bakti dan kini dirawat di RSUD Pasar Rebo.
“Saya berpikir, bahwa pejuang itu bukan saja orang yang dilakukan pada tahun 1945. Tapi sekarang juga ada namanya pejuang-pejuang muda,” ungkapnya. (AJ)