Jumat, 24 Januari 2020 Reporter: Rudi Hermawan Editor: Andry 4260
(Foto: Rudi Hermawan)
Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta meluncurkan gerakan sosial 10 juta lubang biopori yang akan diterapkan di seluruh panti sosial binaan. Ditargetkan pembuatan 10 juta lubang biopori tersebut bisa tercapai tahun ini.
Pembuatan 10 juta lubang biopori diawali hari ini,
Kepala Dinsos DKI Jakarta, Irmansyah mengatakan, pembuatan lubang biopori ini menindaklanjuti Intruksi Gubernur (Ingub) Nomor 107 tahun 2019 tentang Pengurangan dan Pemilahan Sampah di Lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Masyarakat diharapkan ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
"Pembuatan 10 juta lubang biopori diawali hari ini. Nantinya sampah organik yang selama ini dibuang ke Bantar Gebang bisa berkurang," ujarnya di Kedoya, Jakarta Barat, Jumat (24/1).
Ia menjelaskan, sampah yang organik yang dibuang ke lubang biopori dalam waktu tiga minggu akan menjadi kompos. Selain mempunyai nilai ekonomis, lubang biopori juga berfungsi menyerap air dan mengurangi terjadinya genangan atau banjir.
"Masyakarat mendukung ini agar resapan air semakin banyak dan mengurangi sampah ke Bantar Gebang," katanya.
Sementara itu, Kepala Panti Sosial Bina Karya Wanita (PSBKW) Harapan Mulia, Susi Suzana menuturkan, mulai hari ini pihaknya langsung bergerak membuat 100 lubang biopori dengan
jarak dan kedalaman satu meter. Ke depan, lubang tersebut akan diisi dengan sisa makanan seperti sayur sayuran, cangkang telur yang dalam tiga pekan akan diambil sebagai pupuk."Nantinya pupuk akan digunakan untuk menyuburkan tanaman di panti. Jadi panti tidak menganggarkan lagi pembelian pupuk," tandasnya.