Siapa yang tidak kenal gado-gado? Makanan khas Betawi ini sangat mudah dijumpai mulai dari tepi jalan sampai restoran. Campuran rebusan sayur ditambah potongan tahu dan tempe goreng yang disajikan dengan bumbu kacang membuatnya menjadi hidangan unik nan lezat.
Kombinasi cita rasa manis, gurih dan sedikit sentuhan pedas menghadirkan sensasi yang memikat lidah. Masing-masing penjual tentu memiliki ciri khas dan resep tersendiri saat menyajikannya.
Di Jakarta, banyak penjual gado-gado, namun tak banyak yang mampu bertahan lama hingga melegenda. Salah satu gado-gado legendaris yang wajib dicoba berada di Jalan Delima V, RT 11/12, Tanjung Duren Selatan, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Namanya, Gado-Gado Mpok Ros.
Matahari mulai meninggi siang itu. Cuaca cerah menyelimuti permukiman di barat Jakarta. Dari balik etalase kaca, seorang ibu tampak terampil dan cekatan menyajikan seporsi gado-gado yang dipesan pembelinya.
Mulai dari mengulek bumbu kacang, menyampur sayur mayur, mengiris potongan tahu, tempe, kentang dan mengaduknya hingga rata.
Kepada Beritajakarta, Rosiah (61), si empunya warung Gado-Gado Mpok Ros mengaku sudah berjualan gado-gado sejak tahun 1985.
“Saya buka warung makan gado-gado ini sejak tahun 1985. Waktu itu belum ada listrik, masih pakai lampu tempel dan masih banyak sawah di sini,” kenang Rosiah mengingat awal pertama kali merintis usaha kulinernya.
Setiap pagi, Rosiah sudah bersiap berbelanja sayur mayur segar di Pasar Kopro yang berjarak sekitar 400 meter dari kediamannya. Ia memilih turun langsung membeli sayuran seperti kol, kangkung, labu, kacang panjang, jagung, dan pare. Setelah dibersihkan, sayur mayur tersebut direbus terlebih dahulu sebelum diletakkan di etalase warung yang berada tepat di bagian depan rumahnya.
Untuk bumbu, ia memilih bahan-bahan terbaik seperti kacang tanah, cabai rawit, gula merah, terasi, garam, jeruk limo dan air asam Jawa.
“Saya menjaga betul bumbu. Khusus kacang tanah tidak boleh dicampur dengan bahan lain agar menghasilkan cita rasa gado-gado Betawi dengan bumbu kacang yang kental hasil ulekan tangan,” katanya.
Tak hanya itu, Rosiah juga mengungkapkan, untuk menjaga cita rasa terbaik, ia memastikan hanya membuat satu porsi gado-gado yang dipesan oleh setiap pembeli.
“Jadi kalau ada yang pesan 10 bungkus, saya tetap membuatnya satu persatu (porsi). Ini yang menjaga cita rasa gado-gado tetap lezat dan nikmat. Terus bumbu kacangnya juga diulek pakai air perasan jeruk limo. Jadi ada asam segernya gitu,” ungkap Rosiah.
Ditambahkan Rosiah, untuk satu porsi gado-gadonya dibanderol seharga Rp20 ribu. Jika ditambah nasi atau lontong Rp24 ribu.
Jadi, tunggu apalagi? Mau gado-gado dengan bumbu kacang yang kental, pekat, ditambah taburan bawang goreng dan kerupuk? Datang saja ke warung Gado-Gado Mpok Ros. Dijamin rasanya legit, nikmat dan jadi salah satu gado-gado terenak di Jakarta Barat.
“Warung gado-gado saya buka setiap hari mulai pukul 09.30 WIB. Kalau ramai sehari bisa mengumpulkan penghasilan sampai Rp650 ribu,” tambahnya.
Warisan Budaya
Sementara itu, Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), Yahya Andi Saputra menjelaskan, kuliner gado-gado Betawi sudah masuk dalam Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2016 yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Sejarah kuliner gado-gado itu senantiasa mengikuti dinamika orang asli Betawi saat berinteraksi dengan etnis lain seperti Tionghoa dan Eropa di masa lampau yang senantiasa saling berbagi,” jelasnya.
Menurutnya, ciri khas pembuatan gado-gado Betawi yakni adanya bumbu cabai, kacang tanah, gula Jawa, dan terasi yang diulek menjadi satu kesatuan.
"Yang membedakan gado-gado Betawi yakni adanya penggunaan dua jenis sayuran seperti nangka muda dan pare yang direbus. Dua jenis sayur ini yang membedakan kuliner serupa yang dibuat oleh etinis lain di Jakarta," tandasnya.