Bertadarus dalam Gelap

Oleh :

Mochamad Tresna Suheryanto

Minggu, 30 Maret 2025 | 661

Wa lanabluwannakum bi syay-in minal khaufi wal ju'i wa naqsin minal amwali wal anfus wal tsamarati wa bassyirish shabirin. 

Artinya: "Dan sesungguhnya kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar". 

Lantunan Surat Al-Baqarah Ayat 155 di atas menggema saat kaki ini melangkah memasuki Masjid At-Taufik, Joglo, Kembangan, Jakarta Barat.

Ayat suci Al-Qur'an yang dilafalkan dengan merdu dan terdengar syahdu di telinga tersebut berasal dari seorang tunanetra bernama Rosadi (47). 

Sehari-hari, pria yang akrab disapa Bang Ipit ini bertadarus menggunakan mushaf Al-Quran bertandar khusus dengan huruf braile.
 

Dengan nada rilih, Rosadi mengaku masih tak menyangka jika dirinya menjadi seorang tunanetra. Mengingat, sejak lahir, ia memiliki penglihatan yang normal seperti anak-anak normal pada umumnya.

Sampai suatu hari, saat dirinya berusia 10 tahun atau masih duduk di kelas lima Sekolah Dasar (SD), penglihatan Rosadi tiba-tiba buram hingga akhirnya gelap gulita usai pulang dari sekolah.

"Padahal pas kecil saya bisa melihat seperti anak-anak lainnya. Saat pulang sekolah waktu masih kelas lima SD, penglihatan saya kabur sampai tidak terlihat apapun," akunya.

Di balik kekurangannya itu, Rosadi merasa bersyukur karena mendapat dukungan penuh dari orang-orang di sekililingnya. Keluarga, guru dan teman-temannya terus menyemangatinya agar tak putus asa dengan apa yang terjadi pada dirinya. 

"Saya ikhlas dengan ujian yang menimpa saya. Mungkin memang sudah 
qodarullah, takdir saya seperti ini," ujarnya. 

Setelah mengalami kebutaan, Rosadi pun melanjutkan pendidikan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) PSBN Tan Miyat di Jalan HM Joyo Martono, Margahayu, Bekasi Timur, Bekasi, Jawa Barat. 

Di sana, Rosadi mulai belajar membaca Al-Qur’an menggunakan huruf 
braille. Berkat ketekunannya itu, ia akhirnya didaulat menjadi Qori sekaligus Ketua Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) Jakarta Barat.


Semangat dan keikhlasan Rosadi patut menjadi contoh bagi semua, khususnya di bulan suci Ramadan ini. Kekurangannya melihat dalam gelap justru menjadikannya pribadi yang bersyukur dan pantang menyerah menghadapi ujian hidup.